Sebagianbesar angkatan 20 menyukai bentuk puisi lama (syair dan pantun), tetapi golongan muda sudah tidak menyukai lagi. Beberapa karya sastra pada masa angkatan 66 antara lain Tirani (kumpulan puisi) karya Taufik Ismail, Pahlawan Tak dikenal (kumpulan puisi) karya Toto sudarto Bachtiar, Balada Orang-Orang Tercinta (Kumpulan puisi) karya W
Contoh Puisi Angkatan 20 Beserta Pengarangnya Contoh Syair Dan Nama - Here's Contoh Puisi Angkatan 20 Beserta Pengarangnya Contoh Syair Dan Nama collected from all over the world, in one place. The data about Contoh Puisi Angkatan 20 Beserta Pengarangnya Contoh Syair Dan Nama turns out to be....contoh puisi angkatan 20 beserta pengarangnya contoh syair dan nama , riset, contoh, puisi, angkatan, 20, beserta, pengarangnya, contoh, syair, dan, nama, LIST OF CONTENT Opening Something Relevant Conclusion Recommended Posts of Contoh Puisi Angkatan 20 Beserta Pengarangnya Contoh Syair Dan Nama ➡️ These are the results of people's searches on the internet, maybe it matches what you need Conclusion From Contoh Puisi Angkatan 20 Beserta Pengarangnya Contoh Syair Dan Nama Contoh Puisi Angkatan 20 Beserta Pengarangnya Contoh Syair Dan Nama - A collection of text Contoh Puisi Angkatan 20 Beserta Pengarangnya Contoh Syair Dan Nama from the internet giant network on planet earth, can be seen here. We hope you find what you are looking for. Hopefully can help. Thanks. See the Next Post

Padamasing-masing angkatan/periode muncul hasil-hasil karya sastra yang penting dan monumental yang dikarang oleh sastrawan-sastrawati terkenal, baik berbentuk prosa fiksi, puisi maupun naskah drama. Karya sastra pada masing-masing angkatan/periode memiliki ciri-ciri tertentu. Angkatan Balai Pustaka/Dekade 20-an, tokoh-tokohnya: a.

Sebagai bahan telaah, berikut kami sudah merangkum beberapa contoh puisi Angkatan 2020 untuk anda baca. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bahan bacaan yang menyenangkan untuk melampiaskan rasa. Kumpulan Contoh Puisi Angkatan 2020 beserta Pengarangnya
20 Kumpulan Contoh Puisi Bahasa Jawa Terbaik Saat Ini Share Puisi adalah suatu bentuk dalam karya sastra yang berasal dari hasil suatu perasaan yang di ungkapankan oleh penyair dengan bahasa yang menggunakan irama, rima, matra, bait dan penyusunan lirik yang berisi makna.Di dalam puisi juga berisi suatu ungkapan perasaan dan pikiran dari
60% found this document useful 5 votes10K views18 pagesDescriptionartikel ini mendeskripsikan novel-novel yang dibuah pada setiap angkatan mulai dari angkatan 20am sampai angkata © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?60% found this document useful 5 votes10K views18 pagesKumpulan Judul Novel Dari Berbagai AngkatanDescriptionartikel ini mendeskripsikan novel-novel yang dibuah pada setiap angkatan mulai dari angkatan 20am sampai angkata description KUMPULAN JUDUL NOVEL DARI BERBAGAI ANGKATAN 20AN-2013 I. JUDUL NOVEL ANGKATAN 20-AN Ciri-ciri karya 20-an Angkatan Balai Pustaka 1. Menggambarkan tema pertentangan paham antara kaum tua dan kaum muda, soal pertentangan adat, soal kawin paksa, permaduan, dlll. 2. Soal kebangsaan belum mengemuka, masih bersifat kedaerahan 3. Gaya bahasanya masih menggunakan perumpamaan yang klise, pepatah, peribahasa, tapi menggunakan bahasa percakapan sehari-hari lain dengan bahasa hikayat sastra lama 4. Puisinya berupa syair dan pantun 5. Isi karya sastranya bersifat didaktis 6. Alirannya bercorak romantik NAMA PENULIS JUDUL KARYA ABDUL MUIS 1. Salah Asuhannovel, 1928, difilmkan Asrul Sani, 1972 2. Pertemuan DJodoh novel, 1933 3. Surapati novel, 1950 4. Robert Anak Surapatinovel, 1953 MARAH RUSLI 1. Siti Nurbaya. Jakarta Balai Pustaka. 1920 mendapat hadiah dari Pemerintah RI tahun 1969. 2. La Hami. Jakarta Balai Pustaka. 1924. 3. Anak dan Kemenakan. Jakarta Balai Pustaka. 1956. 4. Memang Jodoh naskah roman dan otobiografis 5. Tesna Zahera naskah Roman 6. Gadis yang Malang novel Charles Dickens, 1922. 7. Muhammad Yamin 8. Tanah Air 1922 9. Indonesia, Tumpah Darahku 1928 10. Kalau Dewi Tara Sudah Berkata 11. Ken Arok dan Ken Dedes 1934 TULIS SUTAN SATI 1. Tak Disangka 1923 2. Sengsara Membawa Nikmat 1928 3. Syair Rosina 1933 4. Tjerita Si Umbut Muda 1935 5. Tidak Membalas Guna 6. Memutuskan Pertalian 1978 7. Sabai nan Aluih cerita Minangkabau lama 1954 8. Tak Membalas Guna 1932 SUMAN HASIBUAN 1. “Pertjobaan Setia” 1940 2.“ Mentjari Pentjuri Anak Perawan” 1957 3. “Kasih Ta’ Terlarai” 1961 4. Kawan Bergelut” kumpulan cerpen 5. “Tebusan Darah“ HAJI ABDUL MALIK KARIM 1. Khatibul Ummah, Jilid 1-3. Ditulis dalam huruf Arab. 2. Si Sabariah. 1928 3. Pembela Islam Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddiq,1929. 4. Adat Minangkabau dan agama Islam 1929. 5. Ringkasan tarikh Ummat Islam 1929. 6. Kepentingan melakukan tabligh 1929. 7. Hikmat Isra’ dan Mikraj. 8. Arkanul Islam 1932 di Makassar. 9. Laila Majnun 1932 Balai Pustaka. 10. Majallah Tentera’ 4 nomor 1932, di Makassar. 11. Majallah Al-Mahdi 9 nomor 1932 di Makassar. 12. Mati mengandung malu Salinan Al-Manfaluthi 1934. 13. Di Bawah Lindungan Ka’bah 1936 Pedoman Masyarakat,Balai Pustaka. 14. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck 1937, Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka. 15. Di Dalam Lembah Kehidupan 1939, Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka. 16. Merantau ke Deli 1940, Pedoman Masyarakat, Toko Buku Syarkawi. 17. Margaretta Gauthier terjemahan 1940. 18. Tuan Direktur 1939. 19. Dijemput mamaknya,1939. 20. Keadilan Ilahy 1939. 21. Tashawwuf Modern 1939. 22. Falsafah Hidup 1939. 23. Lembaga Hidup 1940. 24. Lembaga Budi 1940. 25. Majallah SEMANGAT ISLAM’ Zaman Jepun 1943. 26. Majallah MENARA’ Terbit di Padang Panjang, sesudah revolusi 19 46. 27. Negara Islam 1946. 28. Islam dan Demokrasi,1946. 29. Revolusi Pikiran,1946. 30. Revolusi Agama,1946. 31. Adat Minangkabau menghadapi Revolusi,1946. 32. Dibantingkan ombak masyarakat,1946. 33. Didalam Lembah cita-cita,1946. 34. Sesudah naskah Renville,1947. 35. Pidato Pembelaan Peristiwa Tiga Maret,1947. 36. Menunggu Beduk berbunyi,1949 di Bukittinggi,Sedang Konperansi Meja Bundar. 37. Ayahku,1950 di Jakarta. 38. Mandi Cahaya di Tanah Suci. 1950. 39. Mengembara Dilembah Nyl. 1950. 40. Ditepi Sungai Dajlah. 1950. 41. Kenangan-kenangan hidup 1,autobiografi sejak lahir 1908 sampai pd tahun 1950. 42. Kenangan-kenangan hidup 2. 43. Kenangan-kenangan hidup 3. 44. Kenangan-kenangan hidup 4. 45. Sejarah Ummat Islam Jilid 1,ditulis tahun 1938 diangsur sampai 1950. 46. Sejarah Ummat Islam Jilid 2. 47. Sejarah Ummat Islam Jilid 3. 48. Sejarah Ummat Islam Jilid 4. 49. Pedoman Mubaligh Islam,Cetakan 1 1937 ; Cetakan ke 2 tahun 1950. 50. Pribadi,1950. 51. Agama dan perempuan,1939. 52. Muhammadiyah melalui 3 zaman,1946,di Padang Panjang. 53. 1001 Soal Hidup Kumpulan karangan dr Pedoman Masyarakat, dibukukan 1950. 54. Pelajaran Agama Islam,1956. 55. Perkembangan Tashawwuf dr abad ke abad,1952. 56. Empat bulan di Amerika,1953 Jilid 1. 57. Empat bulan di Amerika Jilid 2. 58. Pengaruh ajaran Muhammad Abduh di Indonesia Pidato di Kairo 1958, utk Doktor Honoris Causa. 59. Soal jawab 1960, disalin dari karangan-karangan Majalah GEMA ISLAM. 60. Dari Perbendaharaan Lama, 1963 dicetak oleh M. Arbie, Medan; dan 1982 oleh Pustaka Panjimas, Jakarta. 61. Lembaga Hikmat,1953 oleh Bulan Bintang, Jakarta. 62. Islam dan Kebatinan,1972; Bulan Bintang. 63. Fakta dan Khayal Tuanku Rao, 1970. 64. Sayid Jamaluddin Al-Afhany 1965, Bulan Bintang. 65. Ekspansi Ideologi Alghazwul Fikri, 1963, Bulan Bintang. 66. Hak Asasi Manusia dipandang dari segi Islam 1968. 67. Falsafah Ideologi Islam 1950sekembali dr Mekkah. 68. Keadilan Sosial dalam Islam 1950 sekembali dr Mekkah. 69. Cita-cita kenegaraan dalam ajaran Islam Kuliah umum di Universiti Keristan 1970. 70. Studi Islam 1973, diterbitkan oleh Panji Masyarakat. 71. Himpunan Khutbah-khutbah. 72. Urat Tunggang Pancasila. 73. Doa-doa Rasulullah 74. Sejarah Islam di Sumatera. 75. Bohong di Dunia. 76. Muhammadiyah di Minangkabau 1975,Menyambut Kongres Muhammadiyah di Padang. 77. Pandangan Hidup Muslim,1960. 78. Kedudukan perempuan dalam Islam,1973. 79. [Tafsir Al- Azhar+*1+ Juzu’ 1 -30, ditulis pada masa beliau dipenjara oleh Sukarno. MERARI SIREGAR dan Sengsara 1920 kerna Gadis Priangan 1931 dan Hawa Nafsu Djamaluddin Adinegoro 1. Darah Muda 1927 2. Asmara Jaya 1928 Abas Soetan Pamoentjak 1. Pertemuan 1927 Aman Datuk Madjoindo
Tabel4.1 Data Penelitian Kode No Judul Puisi Pengarang Angkatan Sampel 1 01 Tanah Air M.Yamin Balai Pustaka 2 Indonesia Tumpah 02 M.Yamin Balai Pustaka Darahku 3 03 Berdiri Aku Amir Hamzah Balai Pustaka 4 04 Padamu Jua Amir Hamzah Pujangga Baru 5 05 Kolam Rustam Effendi Pujangga Baru 6 06 Menuju Kelaut S.T Alisjahbana Pujangga Baru 7 07 Dibawa
Puisi Angkatan 20-an Angkatan Balai Pustaka Mengeluh MENGELUH Bukanlah beta berpijak bunga, melalui hidup menuju makam. Setiap saat disimbur sukar bermandi darah dicucurkan dendam Menangis mata melihat makhluk, berharta bukan berhakpun bukan. Inilah nasib negeri anda, memerah madu menguruskan badan. Ba’mana beta bersuka cita, ratapun rakyat riuhan gaduh, membobos masuk menyapu kalbuku. Ba’mana boleh berkata beta, suara sebat... Continue Reading → PARAPENGARANG DAN PENYAIR ANGKATAN '66 : Taufiq Ismail, dilahirkan di Bukittinggi, 25 Juni 1937, lulusan Fakultas Kedokteran Hewan UI, redaktur senior Horison.Penerima Anugerah Seni dari pemerintah RI tahun 1970 dan Sastra ASEAN tahun 1994 ini telah berjasa besar dalam memasyarakatkan, mengembangkan dan memajukan sastra Indonesia bersama tokoh-tokoh lain seperti Sutarji Calzoum Bachri, Agus Contoh Puisi Angkatan 20 - Angkatan 20 melukiskan segala sesuatu yang diperjungkan secara berlebih-lebihan. Melalui hidup menuju makam. Contoh Dan Pengertian Dari Puisi Angkatan 20 30 45 Serta Kontemporer Pdf Memerah madu menguruskan puisi angkatan 20. Isinya masih mirip dengan Angkatan 20-an tendensius dan didaktis 6. Contoh Karya Sastra dari Tahun 20 an - 2000 Angkatan 20-an SITI NURBAYA Karya Marah Rusli Roman Angkatan Balai Pustaka Penerima hadiah tahunan pemerintahan RI. Berharta bukan berhakpun bukan. Puisi-puisinya bercorak bebas tidak. Sebagian besar angkatan 20 menyukai bentuk puisi lama syair dan pantun tetapi golongan muda sudah tidak menyukai lagi. Puisinya masih banyak berbentuk. Golongan muda lebih menginginkan. PUISI AHMADUN YOSI HERFANDA Ahmadun Yosi Herfanda DI BAWAH LANGIT MALAM kucium kening bulandalam sentuhan dingin angin malamayat-ayat tuhan pun tak pernah bosanmemutar. O Puisinya berbentuk puisi baru bukan pantun dan syair lagi o Bentuknya lebih bebas daripada. Ia menjadi salah satu pelaku terpenting sejarah kebudayaan modern Indonesia. Karya sastra di Indonesia sejak tahun 1920 1950 yang dipelopori oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa roman novel cerita pendek dan drama. Prosa roman novel cerita. Puisi Ciri-ciri puisi pada angkatan pujangga baru yaitu. Corak lukisannya adalah romantis sentimentil. Karya Sastra Angkatan 30 Pujangga Baru A. Pengarang-pengarang dan karya sastranya pada angkatan 203045 1 Response to Pengarang dan. Puisi merupakan suatu bentuk karya sastra yang terikat dengan rima irama serta penyusun bait dan baris dimana bahasanya nampak indah dan penuh makna pada umumnya. Kontemporer D Angkatan Balai Pusataka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920. Puisi Angkatan 20-an Angkatan Balai Pustaka. Puisi Angkatan 20-an Angkatan Balai Pustaka. 20 Contoh Puisi Pendek Terbaik Penuh Makna. Angkatan Balai Pusataka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920 yang dikeluarkan oleh penerbit Balai Pustaka. Bukanlah beta berpijak bunga melalui hidup menuju makam. Contoh puisi angkatan 20 45 50 Dapatkan link. Analisis Puisi Angkatan 20-an atau Periode Balai Pustaka Ciri-ciri Puisi Angkatan Balai Pustaka dan Penyair-penyair pada Angkatan 20-an Atau Balai. Contoh dan pengertian dari puisi angkatan 20 30 45 serta. Angkatan 30-an Pujangga Baru merupakan angkatan yang berani menampilkan. Pengarang dan Karya Sastra Angkatan 20-30 Tag. Pengertian Karya Sastra Angkatan 30. New Article Update. Asrul Sani Chairil Anwar dan Rivai Apin yang mengumpulkan karya puisi bersama-sama. Masih bercorak romantik Ciri-ciri Angkatan 45 1. Puisi Pendek - Puisi adalah sebuah karya sastra yang biasa digunakan untuk mengungkapkan perasaan seseorang. ANGKATAN BALAI PUSTAKA. Februari 04 2013 kumpulan puisi -. Angkatan 20 An Foto Konferensi Wanita Inter Indonesia Tanggal 26 Agustus 1943 Info Berita Baru Terbaik Tanggal Wanita Indonesia Pembahasan Contoh Soal Ujian Nasional Un Bahasa Indonesia Smk 2015 Contoh Puisi Balai Pustaka Angkatan 20 Kt Puisi Lomba Menulis Cerpen 2020 Lomba Menulis Cerpen 2020 2021 Menulis Huruf Ukuran Kertas Plakat Soe Hok Gie Akhirnya Terpasang Kembali Di Atap Tertinggi Pulau Jawa Mahameru Pulau Atap Tertinggi 50 Kumpulan Contoh Puisi Pendek Lama Baru Kontemporer Cinta Lengkap Bukubiruku Jk Tulis Puisi Soal Covid 19 Antara News Angkatan 20 An Karya Karya Sastra Angkatan 45 Halaman All Kompas Com Karakteristik Karya Sastra Indonesia Tiap Angkatan Pin Di Miscellanea Contoh Puisi Angkatan Balai Pustaka 20 An Kt Puisi Download Contoh Sop Pos Pelaksanaan Tugas Guru Tenaga Pendidikan Pdf Guru Pendidikan

MengindetifikasiTema Dan Ciri-Ciri Puisi Kontemporer Melalui Kegiatan Membaca Buku Kumpulan Puisi Kontemporer Menemukan Perbedaan Karakteristik Angkatan Melalui Membaca Karya Sastra Yang Di Anggap Penting Pada Tiap Periode. Pembabakan (periodisasi) karya sastra Indonesia sejak abad ke-20 dapat dibedakan menjadi Angkatan Balai Pustaka

Kumpulan puisi pilihan karya Sanusi Pane yang terbaik. Setelah beberapa karya sastrawan legendaris Indonesia angkatan Pujangga Baru yang diterbitkan blog puisi dan kata bijak seperti puisi karya chairil anwar, Cak Nun, Amir Hamzah dan untuk kali ini 24 judul puisi karya Sanusi Pane, diterbitkan untuk menambah koleksi puisi dari Sastrwan Indonesia yang karya-karyanya masih dikenang, dan masih sering dijadikan referensi untuk menulis puisi sampai saat diketahui Sanusi Pane adalah seorang guru dan seniman Batak yang berasal dari sumatra utara Mandailing Natal, Muara Sipongi. Pada masanya Sanusi Pane dikenal cukup produktif dalam menghasilkan karya kesusastraan, karya-karyanya banyak diterbitkan antara 1920-an sampai dengan 1940-an berdasarkan wikipedia diantara Pancaran Cinta 1926, Prosa Berirama 1926, Puspa Mega 1927 Kumpulan Sajak 1927 Airlangga drama berbahasa Belanda, 1928, Eenzame Garoedavlucht drama berbahasa Belanda, 1929, Madah Kelana 1931 Kertajaya drama, 1932 Sandhyakala Ning Majapahit drama, 1933 Manusia Baru drama, 1940 Kakawin Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa, terjemahan bahasa Jawa Kuno, 1940Kumpulan Puisi Pilihan Karya Sanusi PaneSelain Sanusi Pane di antara delapan bersaudara, yang juga menjadi tokoh nasional, yaitu Armijn Pane yang juga menjadi sastrawan, dan Lafran Pane yang merupakan pendiri organisasi pemuda Himpunan Mahasiswa bila anda menyukai puisi dari angkatan Pujangga Baru dan sedang mencari puisi puisi lagendaris sastrawan Indonesia, beberapa contoh puisi pujangga baru karya Sanusi Pane dari buku Madah Kelana dan lainnya di terbitkan blog puisi dan kata berikut ini adalah deretan puisi sajak Sanusi Pane dalam tema kumpulan puisi pilihan karya Sanusi Pane, Silahkan disimak saja agar mengerti puisi karya sanusi pane dan maknanya dibawah ini. 01. Puisi Tanah Bahagia Karya Sanusi PaneTanah BahagiaBawa daku ke negara sana, tempat bah’giaKe tanah yang subur, dipanasi kasih biru yang suci, harapan cita,Dikelilingi pegunungan damai daku ke benua termenung berangan,Ke tanah tasik kesucian memerak silau,Tersilang sungai kekuatan kilau kemilau,Dibujuk angin membisikkan jiwa pergi ke sana tidak terkataHatiku dibelah sengsara setiap hati,Keluh kesah tidak berhenti sebentar tanah bah’gia, bersinar emas permata,Dalam dukacita engkau gerang tiba waktu bersua?02. Puisi Sanusi Pane Dibawa GelombangDibawa GelombangAlun membawa bidukku perlahanDalam kesunyian malam waktu,Tidak berpawang, tidak berkawan,Entah kemana aku ta’tahuJauh di atas bintang kemilau,Seperti sudah berabad-abad;Dengan damai mereka meninjauKehidupan bumi, yang kecil bernyanyi dengan suaraSeperti bisikan angin didaun;Suaraku hilang dalam udara,Dalam laut yang beralun-alun,Alun membawa bidukku perlahanDalam kesunyian malam waktu,Tidak berpawang, tidak berkawan,Entah kemana aku ta’tahu03. Puisi Pagi Karya Sanusi PanePAGIPagi telah tiba, sinar matariMemancar dari belakang gunung,Menerangi bumi, yang tadi dirundungMalam, yang sekarang sudahlah bersuka ria, gelak tersenyum,Berseri-seri, dipeluk si raja nestapa sudah diganti riang,Sebab Sinar Bahagia datang O Jiwa, yang meratap selaluDalam rumahmu, turutlah guna menangisi waktu yang silam?Mari, bersuka ria, bercengkeremaDengan alam, dengan sinar bersama-sama,Di bawah langit yang seperti Puisi Awan Karya Sanusi PaneAwanAwan datang melayang perlahan,Serasa bermimpi, serasa berangan,Bertambah lama, lupa di diri,Bertambah halus, akhirnya seri,Dan bentuk menjadi hilangDalam langit jiwaku lenyap sekarangDalam kehidupan teduh Puisi Sanusi Pane TerataiTerataiKepada Ki Adjar DewantaraDalam kebun di tanah airkuTumbuh sekuntum bunga terataiTersembunyi kembang indah permai,Tidak terlihat orang yang tumbuh di hati dunia,Daun berseri Laksmi mengarangBiarpun ia diabaikan orang,Seroja kembang gemilang o Teratai Bahagia,Berseri di kebun Indonesia,Biar sedikit penjaga engkau tidak dilihatBiarpun engkau tidak diminat,Engkaupun turut menjaga Puisi Berjudul Sajak Karya Sanusi PaneSajakO, bukannya dalam kata yang rancak,Kata yang pelik kebagusan pujangga, buang segala kata,Yang kan cuma mempermainkan mata,Dan hanya dibaca selintas lalu,Karena tak keluar dari matari mencintai bumi,Memberi sinar selama-lamanya,Tidak meminta sesuatu kembali,Harus cintamu Puisi Sanusi Pane Betapa Kami Tidakkan SukaBetapa Kami Tidakkan SukaBetapa sariTidakkan kembang,Melihat terangSimata kamiTidakkan suka,Memandang mukaSijantung Puisi Sanusi Pane KesadaranKESADARANPada kepalaku sudah direka,Mahkota bunga kekal belaka,Aku sudah jadi merdeka,Sudah mendapat bahagia melayang kelangit bintang,Dengan mata yang bercaya-caya,Punah sudah apa melintang,Apa yang dulu mengikat kekasih, jangan raguMencari jalan; aku mendahului,Adinda kiniMari, kekasih, turut dakuTerbang kesana, dengan melalui,Hati sendiri09. Puisi Karya Sanusi Pane ArjunaArjunaKepada R. P. Mr. SinggihAku merasa tenaga baruMemenuhi jiwa dan tubuhku;Hatiku rindu ke padang Kuru,Tempat berjuang, perang merasa bagai Pamadi,Setelah mendengar sabda Guru,Nerendra Krisjna, di ksetra KuruBernyala ke dewan dalam ada yang dapat melingtangPada jalan menuju maksudkuMenang berjuang bagi RatukuMahkota nanti di balik bintangLaksmi letakkan d’atas kepalamSedang bernyanyi segala Puisi Sanusi Pane Kepada KrisjnaKepada KrisjnaAku berdiri sebatang kara,Tidak berteman, tidak tertadah k’atas menjerit disayat kosong, tanganku hampa,Tidak ada yang sudah tercapaiAku bermimpi di dalam untung termenung Krisjna tiadakanlah kembaliTitah yang dulu menyuruh dakuMeniup suling di tanah daku sekali ke dalam jurang gulita,Supaya lupa, tidak Puisi karya sanusi pane Taj MahalTaj MahalKepada “Anjasmara”Dalam Taj Mahal, ratu astana,Putih dan permai pantun pualamTermenung diam di tepi JamnaDi atas makam Ardjumand Begam,Yang beradu di sisi Syah Jahan,Pengasih, bernyanyi megah muliaDalam malam tiada berpadan,Menerangkan cinta akan dunia,Di sana, dalam duka nestapa,Aku merasa seorang pemintaDi depan gapura kasih cinta,Jiwa menjerit, di cakra dukaAh, Kekasihku, memanggil Jamna membalas Puisi Candi Karya Sanusi PaneCANDI MENDUTDi dalam ruang yang kelam terangBerhala Budha di atas takhta,Wajahnya damai dan tenung tenang,Di kiri dan kanan berhenti di tempat iniTidak berombak, diam semata;Azas berlawan bersatu diri,Alam sunyi, kehidupan hatiku, jangan bercita,Jangan kau lagi mengandung rasa,Mengharap bahagia dunia MayaTerbang termenung, ayuhai, jiwa,Menuju kebiruan angkasa,Kedamaian Petala Puisi Sanusi Pane CandraCANDRABadan yang kuning-muda sebagai kencana,Berdiri lurus di atas reta bercaya,Dewa Candra keluar dari istananyaTermenung menuju Barat jauh di berkibar di tangan kanan, tangan kiriMemimpin kuda yang bernapaskan nyala;Begitu dewa melalui cakrawala,Menabur-naburkan perak ke bawah malam bertiup seluruh bumi,Sebagai lagu-merawan buluh perindu,Gemetar-beralun rasa meninggikan bermimpi dan ia mengeluh di dalamMimpinya, karena ingin bertambah rindu,Karena rindu dipeluk sang Ratu Malam14. Puisi Majapahit Karya Sanusi PaneMAJAPAHITAku memandang tersenyum arah ke bawahBandung mewajah di dalam di sana bermimpi Gede-Pangrango,Seperti pulau dalam lautan kelabu,Alam ke dalam hatiku,Masuk perlahanRindu meratap bersama jiwaGembala yang bernyanyi dalam melayang bersama suaraKedalam Puisi Melati Karya Sanusi PaneMELATIKau datang dengan menari, tersenyum simpul,Seperti dewi, putih-kuning, ramping-halus,Menunjukkan diri, seperti bunga yang sinar matahari, membuat timbulDi dalam hati berahi yang termenung, terlena dalam samadi,O Melati, memandang kau seperti Pamadi,Kebakaan kurasa, luas, tenang dan damaiEngkau tinggal sebagai bunga dalam tamanKenang-kenangan dipetik tidak kan dapat,Biar warna dan wangi engkau seperti bintang di balik awan,Terkadang-kadang sejurus berkilat-kilatTapi jauh, ta’ kan pernah tercapai tangan16. Puisi Kembang Melati Karya Sanusi PaneKEMBANG MELATIAku menyusun kembang melatiDi bawah bintang tengah malam,Buat menunjukkan betapa dalamCinta kasih memasuki tidur menantikan pagiDan mimpi dalam bah’giaDuduk bersanding dengan DiaDi atas pelaminan dari pelangiAku bangun, tetapi mentariSudah tinggi di cakrawalaDan pujaan sudah selesaiO Jiwa, yang menanti hari,Sudah Hari datang bernyala,Engkau bermimpi, termenung Puisi Sanusi Pane Wijaya KesumaWIJAYA KESUMADi balik gunung, jauh di sana,Terletak taman dewata raya,Tempat tumbuh kesuma wijaya,Bunga yang indah, penawar sedikit yang tahu jalanDari negeri sampai ke sedikit lagi orangnya,Yang dapat mencapai gerbang suara seruling Krisyna,Berbunyi merdu di dalam hutan,Memanggil engkau dengan sih dipanggil senantiasaMengikuti sidang orang pungutanEngkau menurut orang Puisi Sanusi Pane berjudul PenyanyiPenyanyiPujangga, kalau ajal sudahlah sampai,Engkau menutup mata di dalam damai,Sebab mengetahui terang rahasia alam,Engkau, yang bermahkota susunan Pujangga, kalau dunia gundah gulana,Engkau bersila, jiwa tersenyum jua,Sebab merasa kegemetaran nyawa dunia,Engkau, Penyanyi lagu Puisi Sanusi Pane berjudul Lautan WaktuLautan WaktuJiwaku talah lama merenang lautan waktu dan aku berhenti,membiarkan diriku dipermainkan bermimpi dibawa arus ke darat sejahtera di bawah langitbertabur kubuka awan mengandung guruh berkumpul di turun dan setinggi gunung gelombang naik, mengem-pas-empaskan daku seperti kukembangkan dan mulai lagi mengharung laut,sebatang kara dalam alam tidak Puisi Doa Karya Sanusi PaneDoaO, Kekasihku, turunkan cintamu memeluk bertahun aku menanti, sudah bertahun aku Kekasihku, turunkan rahmatmu ke dalam taman kupelihara dalam musim berganti, bunga kupelihara dengan cinta Kekasihku, buat jiwaku bersinar-sinar!O, Keindahan, jiwaku rindu siang dan malam, hendak me-mandang cantik tuan dari belakang pegunungan dalam ribaan pagi beri daku tenaga, supaya aku bisa bersama tuan melayangsebagai garuda menuju kebiruan langit Puisi Kecapi Karya Sanusi PaneKecapiO, Kekasih, dunia duduk berdua saja, terasing dari yang daku membunyikan kecapi dan berceritera dengan tahu ada orang yang berjuang yang rindu kepadakedamaian dan mendengar beberapa lagu dan ia terkadang menyanyikan-nya dalam malam duka Adinda, barangkali ia teringat akan kekasihnya dan pan-tunku menghiburkan Puisi Bimbang Karya Sanoesi PaneBimbangAku duduk dalam kesunyian jiwaku dan mencoba membu-nyikan lagu pada kecapi. Ah, tiada suara yang keluar danaku menundukkan kepala, termenung akan tanah air menge-luarkan lagu yang tidak menyambung waktu datang dan berkata dengan suara penuh duka,“Mengapa Tuan termenung saja, tidak membunyikan lagupenghibur hati? Sudah lama cantingku berhenti, tidak sanggupmelukis tenunanku, karena engkau tidak kudengar membunyikan kecapi.”Aku mengangkat kepada dan memandang dia dengan matamurung caya.“Aduh, Adinda, hatiku lemah mendengar suara yang tidaksepadan dengan kehijauan tanah airku.”23. Puisi Sanusi Pane MencariMencariAku mencariDi kebun India,Aku pesiarDi kebun Junani,Aku berjalanDi tanah Roma,Aku mengembaraDi benua Barat,Segala bukuPerpustakaan duniaSudah kubaca,Segala filsafatSudah ku sampaiKe dalam tamanHati sana BahagiaSudah lamaMenanti Puisi Karya Sanoesi Pane Syiwa-NatarajaSyiwa-NatarajaKepada R. SoeratmakaPada perjalananku melalui Langka purbakala,Mengunjungi tempat keramat, dengan harapan bernyalaDi dalam hati, di bumi India yang mulia,Yang dari dulu sampai ke akhir zaman dalam duniaTinggal kuat dan sakti dan termasyhur, aku melihatDi Sailan, tempat zaman telah silam Rawana sebagai bulan purnama di negara Godawari dan Krisjna, Nataraja,Mahadewa sebagai Penari, Sungai Mahanadi,Dengan meninggalkan India Selatan, kuseberangi,Dan mataku termenung memandang Pataliputra,Tanah daratan, tempat Ayodia dan kulalui dan aku berdiri, terkenang,Penuh rindu dendam akan waktu yang silam, dipandangKuruksetra. Aku berada di Sarnath Negara,Tempat Buda pertama kali mengeluarkan Agra dan Fatehpur Sikri, di tepi Jamna,Aku mengherani gedung marmar yang indah tidak taman dan astana Taj Mahal, Mutiara Timur,Tempat Syah Jahan dan Mumtaz-i-Mahal bersanding berkubur,Aku bermimpi mengenang jiwa IndiaKupandag gilang-gemilang, kurasa yang kuingat seperti yang paling utama,Ialah, ketika aku, setelah aku sejurus lama,Memandang naiknya Surya Dewa ke cakrawala,Dengan mulia raya, cerlang-cemerlang, tepi Gangga yang sakti, melutut dalam Samadi,Dalam candi Kencana, yang berdiri di jantung hatiTanah terkenang akan Nataraja,Yang kuherani denga mata yang bercaya-cahayaDi Ratnadwipa dan India Daksina Syiwa menariDalam lingkungan api bernyala-nyala, yang tahadiBelum pernah aku dapat, biarpun aku sudahMemandang hampir segala yang indah, yang belum punahOleh zaman dan tangan yang ganas, saksi bercayaDari abad kemegahan, abad yang kaya Indonesia, tanah airku,Natesa berdiriDi atas buta, tangan kanan memegang gendang, kiriMemegang api bernyala-nyala. Sikap badan, tanganDan kaki, wajah muka amat permainya candi, merdu, bersahut-sahutanDan aku merasa sebagai berada dalam lautanKedamaian, tiba-tiba ku memandang dengan jiwa,Menari dalam api dunia terang benderang, dirinya bergerak dan beredar, tidak terperiBerapa banyaknya, bersinar-sinar, berseri-seri,Matahari, bulan dan bintang, semua mengikut bunyiGendang yang mahamerdu dan nyaring, yang tiada sunyiDari memenuhi seantero dunia, Alam yang muramMelayang ke dalam hati teratai api dan suramDiganti sinar caya yang terang benderang dan alamKembali beredar dalam dunia, menari dalamPesta cahaya dan alam berhatiSendiri, emas yang bersinar-sinar, teratai apiYang kembang, machluk yang indah permai, yang gilang-gemilangMasuk ke dalam, keluar kembali sebagai bintang,Terbang bernyanyi, antara alam yang silang kebagusan, banyaknya tiada terbilang.“Pandang kebagusan dunia, o putera Duka Nestapa,”Kedengaran satu suara yang halus-merdu berkata,“Tujuan sekalian ada dalam diri sendiri,Tidak ada asal tujuan, pangkal ujung, yang diberiDari luar, apa yang kau pandang terjadi sekarang,Tidak ada waktu dulu dan nanti, semua barangSudah ada, ada dan akan ada dalam sebentarItu jua. Supaya segala makhluk tahu benar,Bahwa ia harus turut menari dalam pesta berbahagia, ia harus dalam api bernyalaMembakar segala ikatan buta yang sendiri. Api memusnakan jiwa merasa siksa, tetapi, lihat, ia terbangSebagai dewa, indah permai ke dalam cuara terang,Tetapi belum ia merdeka, berkali-kali msuk untuk membersihkan diri ke dalam api,Sehingga akhirnya ia sadar, bahwa NatarajaIa sendiri, bahwa dunia semata tidak adaDi luar dirinya. Jalan ringkas, putra kemerdekaan ini, pandanglah dengan nyata.”Seorang orang duduk termenung seorang diri,Matanya muram, seperti dukacita dunia iniSekaliannya dirasanya. Pandangannya menyayatHatiku, membakar jiwaku, membuat ku teringatAkan sengsara kemanusiaan dan sendiri. O, ku sudah pernah memandang mataYang demikian rupanya itu di alam jasmani,Mata, yang menyuruh daku merdeheka atau mati,Api bernyala-nyala datang mengelilingi dia,Bertambah tinggi, bertambah besar, dan antero duniaTercengang, karena ia tinggal samadi, diam dalam kalbu hati dunia ia alam berhenti beredar memberi makin lama makin lebar dan pada saatIa berdiri dari kalbu hati dunia, segala alamSegala matahari, bulan dan bintang ada dalamdirinya Ia satu dengan Nataraja, Mahadewa,Ialah dia seseorang yang mencari sudah merdeka!“O, putra Duka Nestapa, yang berjalan dari candiKe candi, dari negeri ke negeri, mencariKelupaan dan penglipur buat hatimu, yang dibelahOleh malapetaka dan keinginan, yang belum pernahBisa diobati,barang suatu, ketahuilah,Bahwa Bah’gia berada dalam hatimu. segala alam, masukilah Api bernyala,Sehingga engkau akhirnya jadi Syiwa-Nataraja.”Demikianlah kumpulan puisi karya Sanusi Pane, baca juga puisi armijn pane dan contoh puisi pujangga baru yang lainnya dihalaman lain blog puisi dan kata bijak, semoga puisi puisi Karya Sanoesi Pane yang diterbitkan bermanfaat.
chzWo.
  • 21cep97xfm.pages.dev/119
  • 21cep97xfm.pages.dev/52
  • 21cep97xfm.pages.dev/528
  • 21cep97xfm.pages.dev/333
  • 21cep97xfm.pages.dev/520
  • 21cep97xfm.pages.dev/258
  • 21cep97xfm.pages.dev/83
  • 21cep97xfm.pages.dev/24
  • kumpulan puisi angkatan 20