Ketikakamu melakukan ujian , berarti kamu sedang mendemonstrasikan kemampuanmu dalam memahami materi pelajaran yang telah diberikan guru, 11.2.13 English Drama: Jaka Tarub Steals her Love

SOAL SENI TEATER 1. Pengertian teater dalam arti yang luas adalah...... A. segala pertunjukan yang dipentaskan didepan orang banyak B. cerita tentang hidup dan kehidupan manusia yang dipentaskan didepan orang banyak dengan menggunakan naskah C. semua gedung yang dibuat untuk mementaskan pertunjukkan teater D. teater yang ditonton oleh orang banyak E. teater yang jumlah pemainnya lebih dari satu orang 2. Urutan kejadian dalam suatu drama disebut dengan...... A. Naskah D. Perwatakan B. Alur E. Tema C. Penokohan 3. Pemilihan seorang pemain berdasarkan ciri fisik pemain disebut...... A. Perwatakan D. Mimik B. Alur E. Karakter C. Penokohan 4. Pokok cerita dari suatu drama disebut...... A. Amanat D. Tema B. Naskah E. Karakter C. Mimik 5. Naskah dalam pertunjukkan teater adalah...... A. Buku aturan untuk para pemain teater B. Buku cerita asli yang dikarang oleh penulis C. Karangan cerita drama yang berisi ucapan, keadaan mimik tokoh, setting, serta penjelasan-penjelasan lain dalam pementasan D. Lembaran-lembaran yang berisi catatan-catatan selama pertunjukkan teater E. Buku petunjuk untuk menjalankan suatu cerita 6. Suatu pesan yang ingin disampaikan sebuah pertunjukkan drama kepada penontonnya disebut dengan...... A. Karakter D. Naskah B. Mimik E. Tema C. Amanat 7. Dalam lakon drama “ Malin Kundang” pesan yang ingin disampaikan adalah...... A. Anak tidak boleh durhaka kepada orang tua terutama ibu B. Kita tidak boleh melihat seseorang dari luarnya saja C. Sesama manusia harus saling tolong-menolong D. Berbohong akan menimbulkan kecelakaan pada diri sendiri E. Kaum muda harus menjauhi narkoba 8. Dalam lakon drama “ Jaka Tarub” pesan yang ingin disampaikan adalah...... A. Anak tidak boleh durhaka kepada orang tua terutama ibu B. Kita tidak boleh melihat seseorang dari luarnya saja C. Sesama manusia harus saling tolong-menolong D. Berbohong akan menimbulkan kecelakaan pada diri sendiri E. Kaum muda harus menjauhi narkoba 9. Dalam lakon drama “ Ande-Ande Lumut” pesan yang ingin disampaikan adalah...... A. Hemat merupakan sifat yang harus dikembangkan B. Orang yang bijak adalah orang yang mau mendengar orang lain C. Kita tidak boleh melihat seseorang dari luarnya saja D. Sesama manusia harus saling tolong-menolong E. Perbuatan yang tidak baik suatu saat akan diketahui juga 10. Karakter pemain yang selalu memiliki sifat cemburu, marah, benci, jahat disebut dengan karakter...... A. Antagonis D. Deutragonis B. Tritagonis E. Foil C. Protagonis 11. Karakter pemain yang selalu memiliki sifat baik, lembut, penyayang,suka menolong disebut dengan karakter...... A. Antagonis D. Deutragonis B. Tritagonis E. Foil C. Protagonis 12. Percakapan yang dilakukan oleh satu pemain disebut dengan...... A. Prolog D. Mimik B. Epilog E. Monolog C. Dialog 13. Bagian dari babak yang menceritakan satu peristiwa tertentu disebut...... A. Blocking D. Adegan B. Gait E. Plot C. Gestur 14. Tugas utama sutradara adalah...... A. Mengatur letak lampu agar lebih fokus ke pemain B. Orang yang bertanggung jawab terhadap pemilihan naskah, menentukan pemain, melatih dan mengkoordinasikan pemain C. Mempersiapkan kostum para pemain sesuai dengan peran dan karakternya D. Merias pemain agar tampak lebih hidup perannya E. Mengatur tata suara sehingga efek bunyi bisa maksimal 15. Berikut adalah unsur-unsur yang mendukung pementasan teater, kecuali...... A. Tata Lampu D. Sutradara B. Tata Busana E. Kondisi Cuaca C. Penonton 16. Hal terpenting untuk mengatasi kemungkinan terjadinya demam panggung adalah…… A. Menarik nafas tiga kali D. Meminta komentar koreografer B. Percaya diri E. Berbicara dengan sutradara C. Melatih terus menerus 17. Yang termasuk staf artistik dalam pementasan teater adalah sebagai berikut, kecuali….. A. Asisten Sutradara D. Properti B. Penata Cahaya E. Penata Rias C. Penata Dekorasi 18. Kegunaan tata lampu dan cahaya selain menerangi dan menyinari adalah membantu…… A. Permainan lakon dalam melambangkan maksudnya dan memperkuat kejiwaan B. Makna permainan dan kejelasan permainan bagi penonton C. Kemudahan para pemain berperan D. Sutradara untuk mengamati pementasan E. Kejelasan lakon bagi penonton 19. Pengaturan posisi pemeran diatas panggung sehingga akting bisa dinikmati oleh penonton dengan baik disebut…… A. Blocking D. Gesture B. Mimik E. Vokal C. Akting 20. Latihan keseluruhan yang dilakukan secara lengkap, rinci, dan urut sebelum pementasan disebut dengan…… A. Gladi kotor D. Bagian per bagian B. Gladi bersih E. Latihan dialog C. Pementasan 21. Teater sebagai kegiatan berkesenian yang mengacu kepada kegiatan dan pertunjukkan mengandung unsur-unsur sebagai berikut, kecuali …. a. lakon b. pemeran c. sutradara d. Pentas e. sponsor 22. Unsur pertama yang terdapat dalam kegiatan teater adalah …. a. naskah b. penonton c. publik d. promotor e. produser 23. Bagian pembuka dalam sebuah drama yang maksudnya untuk memberikan pengarahan kepada pembaca atau penonton disebut …. a. dialog c. epilog d. solilokui e. monolog 24. Orang yang bertugas mewujudkan gagasan penulis drama di atas pentas secara utuh dan benar adalah …. a. produser b. dramawan c. sastrawan d. pemeran e. promotor 25. Bentuk teater yang secara tegas memisahkan tempat antara pentas dan tempat penonton disebut …. a. nonprosenium b. apron c. prosenium portabel 26. Kehadiran seorang penonton sama pentingnya dengan permainan terbaik dari seorang aktor jika hal itu dilihat dari segi keberhasilan sebuah pementasan. Pernyataan tersebut dinyatakan oleh…. a. Richard Bouleslavsky c. Umar Khayam e. Aris Toteles b. Arifin C. Noor d. Samuel Becket 27. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran jumlah penonton pada saat pagelaran berlangsung, kecuali …. a. Publikasi yang gencar c. kualitas pemain baik e. kostum mewah b. Popularitas kelompok d. kerja sama yang baikdengan berbagai pihak 28. Bentuk setting yang sama sekali tidak menggunakan alat-alat tertentu selain tempat di mana lakon dimainkan,termasukjenis setting…. a. konvensional set c. natural set e. modern set b. interior set d. tradisional set 29. Dalam merias seorang pemain, penata rias harus mempertimbangkanaspek-aspek berikut ini, kecuali…. a. gambaran fisik pelaku c. warna kebangsaan e. pemilihan bahan rias b. harga bahan rias murah d. efek sinar lampu pentas yang mungkin dihasilkan 30. Berikut ini yang tidak termasuk fungsi dari teater rakyat adalah …. a. Sebagai alat pendidikan masyarakat b. Sebagai alat penebal perasaan solidaritaskolektif c. Sebagai alat mempertahankan suatu budaya bangsa d. Sebagai alat yang memungkinkan seseorang biasa bertindak dengan penuh kekuasaan terhadap orang yang menyeleweng e. Sebagai alat untuk mengeluarkan protes terhadap ketidakadilan yang terjadi di masyarakat 31. Secara umum, teater tradisional rakyat memiliki ciri-ciri sebagai berikut, kecuali…. a. Cerita digarap berdasarkan fenomena terbaru. b. Unsur lawakan selalu muncul. c. Nilai dan laku dramatik dilakukan secara spontan. d. Penonton mengikuti pertunjukkan secara santai. e. Tempat pertunjukkan teruka dalam bentuk arena. 32. Menurut Dr. Nasution, suatu hasil karya seni dituntun untuk memiliki kriteria-kriteria berikut ini,kecuali…. a. Etika b. estetika c. konsultatif e. edukatif 33. Perkembangan tater Barat di Indonesia sudah mulai tumbuh dan berkembang pada masa pemerintahan…. a. Jepang c. Hindia Belanda e. Yunani Kuno b. Indo-Eropa d. Portugis 34. Teater Indonesia yang menggunakan bahasa Indonesia mulai tumbuh dan berkembang secara baik pada masa pendudukan …. a. Jepang c. Indo-Belanda e. Indo-Eropa b. Portugis d. spanyol 35. Teater klasik barat bersumber dari teater ….. a. Amereka Serikat c. Portugis e. Yunani Kuno b. Roma d. Belanda 36. Era kebangkitan teater modern Indonesia ditandai oleh kelompok teater bernama …. a. teater dardanella c. teater Orion e. teater Tjahaya Timoer b. teater klasik d. teater beling 37. Terlahirnya seniman-seniman teater dan film Indonesia yang berkualitas dan mengabdikan diri sepenuhnya bag perkembangan teater ditandai dengan munculnya …. a. CHAOS c. ASDRAFI e. HSBI b. LEKRA d. AMI 38. Pada akhir abad XX , berkembang pula gaya absurdisme dalam teater Indonesia. Absurdisme artinya …. a. rasional c. normal e. ekpresionis b. tak masuk akal d. tabu 39. Tokoh-tokoh teater absurd adalah sebagai berikut, kecuali…. a. Jean Paul Sartre c. Albert Camus e. Samuel Becket b. Eugene Lonesco d. Ares Toteles 40. Dalam pementasan drama, plot dan karakter diwujudkan melalui …. a. kostum c. properti e. laku action b. panggung d. amanat 41. Pelaku yang menyebabkan timbulnya konflik dalam cerita adalah …. a. tritagonis c. figuran e. antagonis b. sampingan d. sentral 42. Garis laku menurut Aris Toteles adalah sebagai berikut, kecuali …. a. exposition c. protasis e. catastrophe b. epitasio d. catastasis 43. Permasalahan yang paling dominan menjiwai suatu naskah drama dari awal sampai akhir cerita disebut …. a. tema minor c. subtema e. tema sampingan b. tema mayor d. tema cabang 44. Dilihat dari cara menyusun bagian-bagiannya, alur atau plot cerita dapat dibedakan menjadi beberapa macam, kecuali …. a. progresif c. alur sorot balik e. flashback b. alur cabang d. alur campuran 45. Gambaran umum bagian alur yang menggambarkan kehadiran beberapa tokoh yang belum mempunyai masalah atau menggambarkan suasana yaitu bagian …. a. resolusi eksposisi e. penggawatan komplikasi b. klimaks d. peleraian 46. Ada tiga unsur utama dalam proses pengakuan sebuah benda untuk dapat disebut karya seni, yaitu…. a. peragaan, properti, seniman d. benda seni, panggung, lighting b. publik seni, benda seni, penonton e. seniman, benda seni,publik seni c. struktur batin, pesan, seniman 47. Dalam pemindahan atau penyaduran karya drama dituntun persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi, kecuali…. a. Plot cerita tidak boleh berubah b. Karakterisasi hanya sebagian yang boleh diubah c. Latar budaya harus utuh d. Karakterisasi dalam keseluruhan teks tidak boleh berubah e. Persoalan-persoalan yang terdapat dalam teks asli kemungkinan terjadi pula di dalam konteks budaya yang diadaptasi 48. Secara garis besar, latar dalam drama dapat dikelompokkkan menjadi tiga bagian pokok, yaitu …. a. latar waktu, latar tempat, latar sosial d. latar waktu, latar tempat, latar ekonomi b. latar politik, latar geografis, latar sosial e. latar intern, latar tempat, latar strata c. latar waktu, latar zaman, latar sosial 49. Konflik-konflik yang muncul dalam cerita drama saling berkaitan satu dengan lainnya, kecuali …. a. Adanya hukum kausalitassebab-akibat d. Aspek kemasukakalan plausibiliti b. Kesatuan rangkaian peristiwaunity e. Masalah kejiwaan c. Terjadinya kejutan suspensi 50. Dalam menciptakan nama penokohan drama cerita drama, dapat mengacu hal-halberikut ini,kecuali …. a. berdasarkan asal-usul daerah d. berdasarkan status sosial b. berdasarkan profesinya e. berdasarkan kondisi fisik c. berdasarkan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan tokoh. I. Jawablah pertanyaan di bawah inidengan tepat dan jelas! 1. Sebutkan 2 dua permasalahan kehidupan yang dapat diangkat ke dalam drama! 1 Anak Yang Durhaka kepada Kedua Orang Tuanya 2 Anak Pemalas 3 Anak Seorang pemulung Berotak Cerdas 4 Perselingkuhan Suami Istri 5 Permusuhan Di Antara Teman 6 Cinta Pandang Pertama 2. Jelaskan 4 empat faktor yang mempengaruhi pengungkapan sebuah tema! 1. Kekayaan imajinasi penulis dapat berupa pengalaman dan pengetahuan dengan membayangkan hal - hal yang akan ditulis dan dijadikan bahan untuk naskah. 2. Kecendikiawanan penulis, pemikiran yang bijak dan netral dengan tidak memihak sisi kehidupan manapun. 3. Kearifan penulis dalam pengungkapannya diindikasi dapat menimbulkan simpatik dan nasehat. 4. Originalitaas merupakan cara berfikir dan cara pandang serta pengungkapan yang khas dan belum pernah ada sebelumnya. 3. Dalam menciptakan latar atau setting dalam drama mengacu beberapa aspek. Sebutkan dua aspek! Tempat, suasana, waktu , alur cerita 4. Apa saja yang harus dipersiapkan untuk melakukan pementasan drama!Jelaskan! Tata panggung kostum tata rias tata cahaya dekorasi tokoh

Unsurunsur intrinsik sebuah drama meliputi tokoh, alur, latar, tema, amanat, dan nilai: a. Alur. Alur Alur disebut juga plot adalah jalan cerita dari sebuah pertunjukkan drama mulai dari awal pertunjukkan hingga berakhirnya pertunjukkan drama. Dalam alur drama ada istilah babak. Sebuah pertunjukan drama biasanya terdiri dari beberapa babak.

APRESIASI NASKAH DRAMA “JAKA TARUB” KARYA AKHUDIAT Yayang Eko Setyo W 1152000 12 FAKULTAS KEGURUAN ILMU DAN PENDIDIKAN PRODI BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA 2011 Kata “drama” berasal dari bahasa Yunanidraomaiyang berarti berbuat, berlaku, bertindak, beraksi, dan sebagainya. Drama berarti perbuatan, tindakan atauaction Harymawan, 19881. Tontonan drama memang menojolkan percakapan dialog dan gerak-gerik para pemain acting dipanggung. Drama sering disebut disebut sandiwara atau teater. Kata sandiwara berasal dari Jawa sandi yang berarti rahasia dan warah yang berarti ajaran. Sandiwara berarti ajaran yang disampaikan secara rahasia atau tidak terang-terangan. Mengapa? Karena lakon drama sebenarnya mengandung pesan/ajaran terutama ajaran moral bagi penontonnya.Asul Wiyanto, 2007 1-2. Drama sangat dekat dengan kenyataan hidup sehari-hari, seperti dikatakan Damono 1983151, “Hanya dalam pementasan, tokoh serta peristiwa dalam drama menjelma sungguh seperti dalam kehidupan manusia sehari-hari”. Karya drama merupakan cermin kehidupan manusia yang di dalamnya terdapat kesedihan, kejahatan, kebahagiaan, dan semua persoalan yang ada dalam kehidupan. Pengarang menampilkan pelaku-pelakunya dengan menggunakan laku, gerak, dan dialog untuk mengungkapkan emosi dan pertikaian atau konflik antara pelaku-pelakunya dalam cerita. Berdasarkan beberapa teori tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa drama adalah kisah kehidupan manusia yang dikemukakan di pentas berdasarkan naskah, menggunakan percakapan, gerak laku, unsur-unsur pembantu dekor, kostum, rias, lampu, musik, serta disaksikan oleh penonton. Perkembangan drama di Indonesia pesat. Hal ini terlihat dari banyaknya pertunjukan drama di televisi maupun drama pentas. Begitu populernya drama dalam kehidupan, sehingga semua orang merasa sudah mengerti dan memahami sebuah drama. Minat masyarakat terhadap pementasan drama timbul dari kebutuhan jiwa yang memerlukan hiburan sebagai pelepas ketegangan atau sebagai pengisi waktu senggang. Di dalam khazanah kesusatraan Indonesia modern, para pencinta drama tidak merasa asing dengan nama besar Rendra, Putu Widjaya, Arifin C. Noor, atau Nano Riantiarno. Jawa Timur juga memiliki seorang Akhudiat, dramawan nasional, aktif dalam Bengkel Muda Surabaya yang dikenal produktif era- 70-an. Bahkan lima naskah dramanya memenangkan hadiah pada lomba penulisan naskah drama Dewan keseniaan Jakarta 1972 – 1977. Adapun lima naskah tersebut adalah Graffito tahun 1972, Jaka Tarub 1974, Rumah Tak Berasap Rumah Tak Beratap 1974, Bui 1975, dan RE 1977. Berkat kelima naskah dramanya tersebut, Akhudiat berkesempatan mengeyam pendidikan di International Writing Program, Universitas of Lowa, USA, pada tahun 1975. Teater pimpinan Akhudiat terkenal karena rombongan kentrungnya dengan pementasan kostum dan struktur cerita modern. Akhudiat dalam Jaka Tarub memadukan unsur modern dengan tradisional, yaitu memasukan unsur kentrung di dalam karyanya. Unsur kentrung ini mampu menghidupkan suasana dengan warna kedaerahannya. Drama Jaka Tarub karya Akhudiat sebagai produk karya sastra tidak bisa lepas dari penulis, pembaca, kenyataan, sistem sastra, dan sejarah sastra. Menurut Wellek dan Warren dalam Budianto, 200182-83 secara jelas menyebutkan bahwa ada tiga sudut pandang terhadap biografi atau riwayat hidup yang perlu dibedakan, yaitu . biografi dapat menerangkan dan menjelaskan proses penciptaan karya sastra yang sebenarnya . biografi dapat mengalihkan pusat perhatian dari karya sastra kepada pengarang secara pribadi . biogarfi dapat diperlukan sebagai bahan untuk ilmu pengetahuaan atau psikologi penciptaan artistik. Dari ketiga sudut pandang di atas, yang mungkin yang pertama, yang meiliki manfaat lebih bagi sastra pada umumnya. Untuk memahami naskah drama secara lengkap dan terinci dari segi struktur, maka teori yang dipakai untuk mengkaji alur adalah bahwa alur terbagi dalam tiga jenis, yaitu sirkuler, linear, dan episodic Waluyo, 200312. Babak dan adegan membedakan teks drama dengan karya satra yang lain. Menurut Sumarjo 1986136 suatu babak dalam naskah drama adalah bagian dari naskah drama yang merangkum semua peristiwa yang terjadi di satu tempat pada urutan waktu tertentu, dan suatu adegan adalah bagian dari babak yang batasnya ditentukan oleh perubahan peristiwa berhubungan dengan datang atau perginya seorang tokoh cerita ke atas pentas. Pada naskah drama, pembabakan ditandai dua hal, yaitu latar atau settingd dan permasalahan pokok yang dibicarakan para pemain. Alur merupakan jalinan cerita dari awal hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh yang berlawanan. Pelukisan awal drama Jaka Tarub memang sedikit mengejutkan bagi pembaca. Tokoh Jaka Tarub dalam drama ini bukan gambaran tokoh Jaka Tarub yang asli. Bahkan, jalinan cerita telah didekonstruksikan oleh pengarang. Konflik mulai muncul pada saat Jaka Tarub mulai mencari Nawang Wulan. Dalam bayangan pembaca, Nawang Wulan adalah bidadari yang cantik, lembut, dan kehilangan selendang saat mandi. Namun, dalam drama ini Nawang Wulan berbeda. Dalang Ha? Ampun, nak … histeris Dimana anakku Wulan? Dimana? Dimana Wulan? Oh Wulan …. Jaka Tarub Entah. Kami pisah sesudah kebun kangkung Dalang Laki-laki tanpa kelembutan Jaka Tarub Dia ngajak pisah. Kami harus tahu, perempuan sekarang tidak mau dibuntuti laki-laki melulu. Saya senang sikap demikian tanpa menyakitkan hati ………… Tujuh Perempuan melambungkan sayap-sayap ke udara. Menari buka pakaian Jaka Tarub turun dari tebing di latar belakang. Mengendap, mengumpulkan barang-barang perempuan, dibuntal dalam kain panjang, dipanggul di punggung kayak maling/kampung. Akan melangkah Nawang Wulan masuk dari kiri. Pakaian over all, montir, bagian atas backless. Nyangklong tas pelancong Jaka Tarub masuk dai kanan. Membenahi kancing celana. Membalikan badan Nawang Wulan Kenapa celana kau? Nggak beres? Jaka Tarub Anak-anak keterlaluan bergurau. Sampai celana segala dicopot Jaka Tarub9 Alur cerita bergerak dengan hilangnya selendang para bidadari, salah satunya adalah selendang Nawang Wulan. Dalam cerita lazimnya, Nawang Wulan tunduk pada perintah Jaka Tarub, namun dalam drama ini justru para bidadarilah yang mengejar dan memperkosa Jakab Tarub. Karena itu Dalang si penggerak cerita menjadi bingung dengan jalinan cerita yang ada. Adapun klimaks cerita adalah kepergian Nawang Wulan meniti karir menjadi artis meninggalkan Jaka Tarub. Jika diruntut, maka drama Jaka Tarub mempunyai unsur exposition, komplikasi, klimaks, dan resolusi serta termasuk kategori alur linear, yaitu cerita bergerak secara berurutan dari A-Z. Didalam naskah drama terdapat babak-babak dan setiap babak terbagi menjadi beberapa adegan. Babak dan adegan membedakan teks drama dengan karya sastra yang lain. Jika dipentaskan biasanya pergantian babak ditandai dengan naik turunnya layar atau padamnya lampu, sedangkan pergantian adegan biasanya ditandai dengan pergantian pemain. Pada naskah drama pembabakan ditandai dua hal, yaitu latar atau setting dan permasalahan pokok yang dibicarakan para pemain. Tipe drama menurut Riantiarno 20038-9 ada sembilan, yaitu tragedi, komedi, trigikomedi, melodrama, farce, parodi, satire, musikal, dan opera. Drama Jaka Tarub termasuk tipe drama parodi, yaitu fakta dan kenyataan yang diputarbalikan dengan maksud untuk dijadikan bahan tertawaan dan orang biasanya mengenal tokoh, fakta atau kenyataan itu sebagai komunikasi yang Tarub karya Akhudiat merupakan drama parodi yang terdiri atas dua babak. Babak pertama, menceritakan tentang siapa tokoh Jaka Tarub, bagaimana sepak terjang dan prnampilannya. Diceritakan juga bahwa Nawang Wulan dan beberapa bidadarilah yang memerkosa Jaka Tarub. Dalam babak atau ini banyak adegan-adegan konyol dilakukan para tokohnya. Babak dua, bercerita tentang keberadaan tokoh Macan yang ingin memperkenalkan Nawang Wulan dengan seorang produser film yang ingin mempopulerkan Nawang Wulan menjadi artis. Ternyata keinginan Nawang Wulan untuk menjadi artis tidak mendapat tanggapan dari Jaka Tarub, bahkan ia menentang dan ingin membawa pergi Nawang Wulan. Tokoh-tokoh dalam drama Jaka Tarub antara lain Jaka Tarub, Nawang Wulan, Dalang, Macan, Produser Film, Koor Kentrung, Perempuan 1-6. Tokoh utama dalam drama ini adalah Jaka Tarub, karena ia banyak berhubungan dan dikenai permasalahan di dalam cerita. Selain itu, Jaka Tarub merupakan tokoh yang sering muncul dalam keseluruhan adegan drama. Tokoh yang tidak boleh diabaikan keberadaannya adalah tokoh bawahan, karena merupakan pendukung dan selalu membantu perkembangan jalan cerita atau peristiwa. Tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam drama Jaka Tarub mempunyai potensi untuk melakukan tindakan atau perbuatan, dan tindakan tersebut dapat diketahui melalui dialog-dialog yang diucapkan tokoh, dan selanjutnya memberi gambaran tentang karakter masing-masing tokoh. Dalam drama Jaka Tarub, cara yang digunakan pengarang untuk mengetahui watak masing-masing tokoh dengan cara dramatik, yaitu pembaca dapat mengetahui watak tokoh melalui dialog-dialog yang diucapkan. Jaka Tarub adalah tokoh utama yang sekaligus dipakai sebagai judul cerita Tarub dalam drama karya Akhudiat ini berbeda dengan tokoh Jaka Tarub dalam dongeng Jawa. Akhuidat menghidupkan kembali warna daerah dengan dibumbui selera masa kini. Jaka Tarub berwatak bulat atau round character , di awal cerita digambarkan sebagai tokoh yang acuh terhadap lingkungan sekitarnya. Bahkan dengan tokoh Dalang sebagai pencerita, Jaka Tarub terkesan tidak peduli. Jaka Tarub masuk di tempat bermain, berpakaian mode anak muda dan mencaklong ransel pelancong di punggung Dalang tercengah-cengah Jaka Tarub acuh tak acuh mendekati Dalang, diangkatnya berdiri, dibawah tempat bermain Kakek,kek,kek… membangunkan orang tidur-duduk. Sudah kek, bangun kek…… Jaka Tarub Saya sumpek di musium, Kakek. Ketika kau panggil aku aku dan kau bangkitkan dari mati-wayang bukan kepala dalam himpitan kitab- kitab tebal,meloncat lewat jendela belakang dan lari di semak-semak kayukangkung. Kali pertama muncul dalam cerita tokoh Jaka Tarub terkesan acuh dengan keadaan sekitarnya,termasuk kepada Dalang yang ia sebut sebagai kakek. Seiring bergulingnya waktu, perkembangan watak tokoh Jaka Tarub semakin tampak. Jaka Tarub menjadi tokoh yang tidak mau diatur dan berbuat sesuka hatinya. Jaka Tarub Terlambat, pak Dalang. Sudah kubangunkan. Kami bersama meloncat di jendela ketika penjaga musium terkantuk-kantuk di kursi JakaTarub Dia mengajak pisah. Kau harus tahu,perempuan sekarang tidak mau dibuntut laki-laki melulu. Saya senang sikap demikian. Tanpa saling menyakitkan hati. Kami habis….berbisik ke Dalang Jaka Tarub 30-31 Jaka Tarub Bakar saja Kitabmu. Tidak bisa menolong sama sekali. Jaka Tarub dengan suara cengeng Betul Koor Masih cinta, kejarlah. Jika tidak minggatlah. Jangan toleh belakang. Dalang Jaka menimang si anak duduk di lesung …….. Jaka Tarub O Wulan. Tidak kusangka. Baiklah. berkemas-kemas Dalang Ke mana Jaka? Jaka Tarub Minggat Jaka Tarub Tak sudi mati kususul Wulan. Kucuri! Jaka Tarub 66-67 Karakter tokoh Jaka Tarub berubah ketika mendapati Nawang Wulan pergi meninggalkanya. Perasaan sedih dan marah bercampur aduk menyelimuti hati Jaka Tarub. Perubahan watak yang dialami Jaka Tarub tersebut, maka ia dikategorikan berwatak bulat. Tokoh Nawang Wulan dalam drama Jaka Tarub adalah tokoh bawahan yang mendukung keberadaan tokoh utama. Tokoh Nawang Wulan berwatak datar atau flat character. Nawang Wulan dalam drama ini terkesan tomboi dan keras hati serta gaya bicaranya ceplas-ceplos. Nawang Wulan Masuk dari kiri. Pakaian over all, montir, bagian atas backless. Nyangklong tas pelancong. Nawang Wulan Kenapa celana kau? Nggak beres? Jaka Tarub Anak-anak keterlaluan bergurau. Sampai celana segala dicopot. Nawang Wulan Penyakit turunan kambuh ya, Bung? ketawa Jaka Tarub balik bertanya Kamu dari mana ngelayap? Nawang Wulan ketawa Sama seperti kau. Jaka Tarub 39 Kutipan data di atas memperlihatkan karakter Nawang Wulan yang berpenampilan maskulin atau kelaki-lakian dan gaya bicaranya ceplas-ceplos jauh dari kelembutan, selain itu watak keras hati Nawang Wulan tidak berubah dari awal sampai akhir cerita. Drama Jaka Tarub karya akhudiat ini tergolong jenis drama parodi. Jalan cerita Jaka Tarub sangat berbeda dengan cerita Jaka Tarub aslinya. Alur cerita dan karakter tokoh sudah mengalami perubahan dan terjadi dekonstruksi, yaitu unsur dan bentuk-bentuk dalam karya drama yang dicari dan dipahami justru dalam arti kebalikannya. Dalam pengertian ini, drama Jaka Tarub mengalami pemutarbalikan fakta yang sebenarnya. Berikut kutipan data yang menjelaskan hal tersebut Dalang Pakaianmu? Kenapa ganti koboi begini? Jaka Tarub O-hoh, tukar tambah di butik Monel. Cara Perancisnya BOUTIQUE DE MONELE. Mereka demam mode kuno. Lihat aku dapat tukar 20 baju, 20 celana, 20 sepatu, 20 ikat pinggang, 20 bunddel cek pelancong, dan deposit di bank. Dengan barang-barang ini bola bumi di tangan. Dalang Calon gelandangan Jaka Tarub Seperti ramalan orang-orang pinter masa depan adalah Kebudayaan mobil. Saya siap dari sekarang. Dalang Rusak, rusak ….. Jaka Tarub 28-29 Nawang Wulan Jangan mengira kerja kami di butik melulu buka baju tukar celana, pamer paha buka dada atau obral gosip. Ketawa itu kan model-model yang kepalanya bencong, merusak profesi. Jaka Tarub Aku belajar tari pergaulan Nawang Wulan Sambil celana kau copot Jaka Tarub Jadi kau dapat kerja model? Nawang Wulan Jangan sela dulu. Aku ingin ketawa puas-puas. Jaka Tarub 40 Selama ini, pembaca pasti tahu bahwa tokoh Jaka Tarub adalah seorang lugu yang mencuri selendang bidadari bernama Nawang Wulan. Namun, dalam cerita drama Jaka Tarub karya Akhudiat ini ada pemutbalikan fakta tentang jalan cerita maupun pribadi para tokoh-tokohnya. Jaka Tarub versi Akhudiat lebih modern, lebih kurang ajar, dan yang lebih diutamakan masalah duniawi saja. Alasan itulah yang melatarbelakangi drama Jaka Tarub bertipe parodi. Dalam Jaka TarubI, dialog yang dimunculkan sebagai besar dialog-dialog pendek. Adapun ragam bahasa yang dipakai oleh pengarang adalah ragam bahasa lisan yang cenderung bercampur dengan bahasa daerah atau bahasa asing. Pilihan kata atau diksi drama Jaka Tarub sangat jauh dari bahasa yang baik dan benar, campur kode masih mendominasi dalam dialog tokohnya. Berikut kutipan beberapa data tentang pilihan kata yang digunakan Akhudiat dalam Jaka Tarub. Nawang Wulan Asal mata ijo kau tidak sering kambuh. Hei lama-lama kau senewen. Dan butuh seorang Brouwer, psichiater. Kau jenis voyyeurist. Jaka Tarub 39-40 Macan Bukan singa MGM dari Hollywood, atau Esso/Exxon pengeruk minyak, atau si kumbang Luhdoyo Tulungagung. Macan Bukan. Juga tidak simbah. Opo kuwi? Aku isih teenager, kok, Belum kakek-kakek. Jangan ngawer, mas Dalang. Jaka Tarub55 Kutipan di atas menunjukan beberapa dialog yang dilakukan tokoh drama Jaka Tarub. Dalam drama Jaka Tarub pilihan kata yang dipakai pengarang banyak menggunakan ragam bahasa lisan bercampur bahasa asing dan bahasa daerah yang tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Namun, diksi semacam itu menimbulkan seuasana segar dan memancing keingintahuan pembaca untuk mengetahui jalan cerita seutuhnya. Dalam drama Jaka Tarub ada juga dialog batin atau interior dialogue, yaitu dialog yang dilontarkan seorang tokoh dalam hatinya. Ada juga yang disebut dialog pemancing atau feed. Berikut contoh kutipan dialog batin tokoh dan dialog pemancing yang terdapat dalam drama Jaka Tarub. Jaka Tarub melawan suara hatinya Tidak, Tidak, TIDAK! O Wulan Dalang memotong jangan dulu berpikir kalau begitu tidak usah adegan bidadari turun mandi. Jaka Tarub Pakai, ah. Perlu. Kami habis …. Jaka Tarub31 Dialog batin dan dialog pemancing memang tidak mendominasi cerita, hanya muncul pada adegan-adegan tertentu untuk membuat ketegangan cerita dan membuat pembaca bertanya-tanya tentang kelanjutan cerita tersebut. Selain dialog, drama Jaka Tarub juga memunculkan cerita lebih jelas dan dramatis. Berikut kutipan datanya. Monolog Dalang Maka si bulan seperti roda cikar bundar merah di timur. Ketika sungkup bumi adalah malam. Kau timang bayimu di ranjang kau ikat sapimu dikandang kau bakar nyamuk dengan racun seperti kini kubakar danyang-siluman bakar kemenyan Jaka Tarub24 Monolog diucapkan oleh Dalang sebagai pengendali cerita. Selain itu, pengarang mengibaratkan cerita Jaka Tarub seperti lakon wayang yang alurnya diatur oleh Dalang. Monolog yang ditampilkan tokoh Dalang dalam Jaka Tarub memang berbeda dari drama kebanyakan. Drama ini lebih menonjolkan warna kedaerahan, khususnya seni wayang dan kentrung. Monolog Dalang hanya sebagai pembuka lakon Jaka Tarub. Drama Jaka Tarub tidak mempunyai prolog, hanya suara music kentrung dan nyanyian lagu dolanan untuk mengawali cerita. Setelah dianalisis secara intens, tampak keterjalinan unsur-usnur dalam Jaka Tarub, mulai dari alur sampai dengan dialog yang dilontarkan oleh tokoh-tokohnya. Dalam drama Jaka Tarub, Akhudiat tidak sekadar menawarkan hiburan kepada pembaca, tetapi juga menghadirkan hasil renungan yang dalam dan gayut dengan masalah social budaya. Struktur drama Jaka Tarub yang dianalisis meliputi alur, babak dan adegan, tokoh dan penokohan, tipe drama, sertaa dialog. Alur dalam drama Jaka Tarub karya Akhudiat mempunyai unsur pelukisan awal atau exposition, pertikaian awal atau komplikasi, titik puncak cerita atau klimax, dan penyelesaian atau resolusi. Pembabakan drama Jaka Tarub ditandai dengan bergantian latar/setting dan permasalahan pokok yang dibicarakan. Tokoh-tokoh dalam drama Jaka Tarub sebagian besar berwatak datar atau flat character. Watak para tokoh dapat diketahui melalui cara dramatic, yaitu penafsiran pembaca terhadap perlakuan tokoh, perkataan, lingkungan, dan unsur yang dipikirkan tokoh-tokoh lain. Selain itu, watak tokoh dalam drama Jaka Tarub dapat diketahui melalui dialog yang diucapkan para tokohnya. Jaka Tarub termasuk kategori drama parody, yaitu lebih banyak mengetengahkan tentang pemutarbalikan fakta. Pilihan kata Akhudiat jauh dari ragam bahasa yang baik dan benar, namun drama Jaka Tarub kelihatan lebih “hidup” ketika memunculkan dialog-dialog dalam bahasa asing dan bahasa Jawa. Daftar Pustaka Akhudiat. 1974. Jaka Tarub. Surabaya Dewan Kesenian Jawa Timur DKJT. Soemanto, Bakdi. 2001. Jagad Teater. Yogyakarta Media Pressindo. Sumarjo, Jacob & Saini 1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta Gramedia. Waluyo, Herman J. 2003. Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta Hanindita. Wellek, Rene & Austin Warren. 2001. Teori Kesustraan. Diterjemahkan oleh Melani Budianta. Jakarta Gramedia. penelitianadalah Grafito yang terdapat dalam Antologi 5 Lakon Akhudiat. Metode naskah drama Jaka Tarub (1974), Rumah Tak Beratap (1974), Bui (1975), dan RE (1977) adalah karya Akhudiat Pada karya sastra terdapat juga pesan yang hendak disampaikan pengarang, termasuk pesan religi yang di dalam karya fiksi menawarkan pesan
Lakon, teks cerita, teks pidato, dan karya tulis lainnya dapat disebut sebagai naskah. Lakon termasuk salah satu naskah karena medianya adalah kata-kata. Namun tidak semua naskah disebut lakon teater atau drama, karena di dalam lakon teater mengandung unsur konflik dan dialog. Konflik adalah cerita yang dibangun melalui adanya pertentangan pandangan tokoh, antartokoh atau unsur lain yang menghambat itikad baik dari peran utama sebagai ciri dari lakon teater atau drama. Sementara itu dialog atau monolog adalah media penyampaian yang digunakan oleh suatu lakon, bukan narasi atau cerita seperti cerpen. Mengapa? Karena lakon akan dipentaskan oleh pemerannya, tidak untuk dibaca. Kedudukan lakon di dalam pementasan seni teater menjadi unsur yang amat penting. Lakon teater atau naskah lakon disebut-sebut sebagai nafas kehidupan di atas pentas melalui keutuhan unsur lakon diungkap sang kreator melalui beragam media seni yang meliputi kata-kata, rupa, bunyi, gerak dan totalitas tubuh manusia. Lakon, kisah atau cerita di tangan sang kreator, yakni pemeran, sutradara peramu seni teater, drama merupakan bahan baku yang perlu diolah secara seksama. Proses pengolahan tersebut disebut dengan proses kreatif, yakni proses menginterpretasi teks tulisan menjadi konteks pementasan melalui perwujudan seni teater atau drama. Naskah lakon dalam suatu pementasan teater juga memiliki fungsi atau manfaat untuk memberi kemudahan bagi sang penggarap agar penyelenggaraan teater lebih efektif dan efisien dalam menentukan langkah-langkah menyiapkan materi seni, produksi dan publikasi pementasan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai kepada khalayak atau penonton. Oleh karena itu, tidak dapat diindahkan lagi bahwa naskah lakon adalah hal penting yang menjadi salah satu bagian vital dari suatu pementasan teater atau drama. Hal tersebut juga membuat penyusunan lakon menjadi pekerjaan yang tidak mudah. Menyusun naskah lakon juga hanya dapat dilakukan apabila kita memiliki daya imajinasi dan kreativitas tinggi serta membiasakan diri untuk berlatih dan terus mengasah diri dalam hal dunia kepengarangan. Selain itu, dibutuhkan pula berbagai pengetahuan, teknik, dan bermacam kerangka kerja yang harus diketahui dan dilatih agar kita mampu menyusun naskah lakon dengan baik. Berikut ini akan disajikan berbagai literatur yang dapat kita manfaatkan agar kita mampu menjadi penulis naskah lakon yang baik. Dalam bahasa Sunda lakon disebut sebagai boga lakon, ngalakon, atau yang artinya pemeran utama atau yang melakoni peran suatu cerita. Sementara itu dalam bahasa Jawa, lakon biasa disebut sebagai lelakon yang artinya masih dalam medan makna serupa, yakni memerankan tokoh cerita dengan berkata-kata verbal atau tanpa berkata-kata non verbal di atas pentas. Oleh karena itu, tidak mengherankan rasanya jika kedudukan lakon dalam pementasan teater merupakan nyawa, nafas atau ruh dalam menjalin hubungan atau membangun susunan struktur cerita melalui penokohan atau peran yang dibawakan seorang atau lebih pemeran. Pengertian lakon dalam pemetasan teater adalah hasil karya kolektif masyarakat, seniman dan atau sastrawan yang diwujudkan dalam bentuk naskah lakon dengan cara ditulis atau tidak tertulis/leluri Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 189. Sementara itu, lakon di mata seniman atau kreator seni teater merupakan bahan baku atau sumber ide, gagasan dalam menyampaikan pesan estetis bentuk/wujud pementasan dan pesan moral makna kehidupan melalui kreativitas pementasan seni teater. Dapat disimpulkan bahwa pengertian lakon adalah suatu cerita atau kisah yang diwujudkan dalam suatu naskah untuk diperankan oleh pemerannya dengan maksud untuk menjadi gagasan utama atau cerita yang dibawakan dalam suatu pementasan teater. Lakon Tradisional & Non Tradisional Namun demikian, lakon juga dapat dipandang berbeda dalam suatu pementasan teater tertentu. Misalnya, dalam pementasan teater tradisional teater rakyat dan teater istana di Indonesia, lakon memiliki ciri tidak menggunakan naskah tertulis bersifat baku sebagaimana lakon pada teater non tradisional. Lakon dalam pementasan teater juga merupakan pelengkap pokok dari keseluruhan bentuk penyajian keseniannya. Menurut Hamid 1976, hlm. 31 Lakon atau cerita dalam teater tradisional biasanya tidak memiliki naskah tertulis, dan dialog dilakukan secara berkembang mekar atau secara spontan. Terkadang jalan cerita lakon berkembang dalam pementasannya sendiri. Artinya tanpa penaskahan, hanya alur dan karakter tokoh lakon yang ditentukan lebih dulu kepada para pemainnya. Oleh karena itu, lakon tidak hanya berarti suatu naskah cerita saja, teksnya adalah yang utama, sementara perwujudannya bisa jadi dilakukan secara turun-temurun dengan jalan verbal, seperti pada berbagai lakon teater tradisional. Topik Lakon / Tema Lakon Tradisional Menurut Sembung, 1992, hlm. 26 umumnya cerita-cerita lakon tradisional berasal dari cerita-cerita rakyat yang berbau sejarah. Sebagai manifestasi kehidupan mereka sehari-hari. Temanya berkisar pada kehidupan rumah tangga, kriminalitas, kekejaman, dan kemalangan, serta kelakuan-kelakuan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat. Contohnya, premis lakon yang biasa terdapat pada lakon tradisional cerita Topeng Banjet adalah Kegegabahan dalam bertindak akan menimbulkan penderitaan. Yang jahat akhirnya menemui nasib yang mengenaskan. Sementara itu, topik kriminalitas adalah cerita tentang Si Ridon, seorang jawara yang suka memamerkan kejawaraannya dan suka memeras orang lain, tetapi akhirnya ia terbunuh karena ulahnya sendiri melalui tangan teman seperguruannya yang bernama Camang. Dengan demikian, cerita-cerita teater rakyat dapat digolongkan pada cerita melodramatik serius dan mendalam ataupun cerita komikal lucu, peristiwa-peristiwanya disusun untuk menghasilkan premis yang bertujuan membangkitkan kesadaran ide atau moral yang dapat dipakai baik dalam rumah tangga, maupun dalam kehidupan bermasyarakat secara baik. Naskah lakon pada teater tradisional juga dapat dituangkan dalam bentuk bedrip atau bagal cerita atau lakon bersifat garis besar dari adegan lakon yang akan di pentaskan. Lakon bersumber dari kisah-kisah roman, kisah 1001 malam desik, kisah gambaran kehidupan sehari-hari, sejarah, legenda, babad, epos, dst. yang mengakar, tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat pemiliknya. Sumber-sumber cerita atau naskah lakon dapat diperoleh melalui Cerita-cerita fiksi, cerita sejarah, cerita–cerita daerah Nusantara atau cerita daerah setempat lebih khususnya, Folklore dunia, yang biasa menjadi sumber lakon teater remaja karena sarat nilai pendidikan terdapat pada; kisah 1001 malam Lampu Aladin, Ratu Balqis, Sang Penyamun, dst.., Legenda Sangkuriang, Sangmanarah, Lutungkasarung, Si Pahit Lidah, Batu Menangis dst.., Sejarah Pangeran Borosngora, Pangeran Gesan Ulun, Pangeran Kornel, Wali Songo, dst., Babad Babad Tanah Jawa, Babad Tanah Sunda, Babad Kacirebonan, Babad Tanah Leluhur,dst., Hikayat Raja-raja,Kasultan, Panji Semirang. Calanarang, Umar Amir, dst., dan Epos Mahabarata dan Ramayana. Konflik pada Lakon Sebelumnya telah dijelaskan bahwa ciri utama dari lakon atau teks narasi lain adalah memiliki konflik. Dapat dikatakan bahwa konflik merupakan inti dari suatu kisah atau lakon. Hal tersebut karena dengan adanya konflik berupa pertentangan yang dialami pelaku, pemain atau tokoh di dalam lakon, maka cerita akan mengalir dan mampu berkembang dan menjadi menarik untuk diikuti. Konflik cerita dalam lakon dapat dibangun dengan terjadinya pertentangan tokoh utama protagonis dan tokoh lawan antagonis atau bisa terjadinya tokoh utama dengan dirinya sendiri intern conflict, seperti memilih keyakinan atau kejiwaan yang dihadapi. Konflik cerita pun dapat terjadi apabila tokoh utama mengalami pertentangan dengan lingkungan extern conflict, yakni mengubah suatu kebiasaan atau masyarakat adat yang dapat menimbulkan musibah, wabah, seperti penyakit, banjir, dan bencana lain yang ditimbulkan akibat pengaruh alam dan lingkungan masyarakat. Secara umum, konflik cerita dapat dibangun dengan menghadirkan beberapa pola, diantaranya ; pola perubahan, pola kejayaan dan keruntuhan, pola kekalahan dan kemenangan, pola penderitaan dan kebahagian, pola penindasan dan kemerdekaan dan lainnya yang dialami tokoh utama dalam menggulirkan kisah atau cerita yang berujung apakah happy ending atau tragis kematian. Konflik cerita juga dapat juga dibangun dengan menghadirkan tiga unsur utama, yakni Poima itikad tokoh utama, Mathema adanya hambatan tokoh lain atau sumber lain, dan Pathema dampak atau hasil kemenangan atau tragis. Ciri Lakon yang Baik Lalu bagaimana caranya agar kita mampu memilih, menciptakan, hingga menggunakan lakon yang baik agar pementasan teater yang kita bawakan berhasil? Menurut Tim Kemdikbud 2018, hlm. 192Lakon yang baik, tidak lepas dari beberapa pertimbangan, yakni; kejelian memilih lakon sesuai usia dan perkembangan peserta didik, memiliki daya tarik tematik, memiliki waktu yang cukup dalam penyiapan materi pementasan, lakon yang dibawakan menjadi wahana dan sarana pendidikan dalam berbagi pengalaman dengan positif dan bersama. Jenis dan Bentuk Lakon Pada beberapa pemaparan sebelumnya, dapat diketahui bahwa lakon memiliki jenis dan bentuk yang berbeda-beda. Berikut adalah pemaparan mengenai jenis dan bentuk lakon menurut Tim Kemdikbud 2018, hlm. 195-196. Jenis Lakon Lakon dibangun oleh peristiwa di dalam adegan. Adegan merupakan bagian dari babak yang ditandai dengan keluar masuknya tokoh, perupaan atau musik di dalam seni pementasan. Dengan demikian dalam satu babak bisa terjadi lebih dari satu adegan. Babak itu sendiri adalah susunan dari beberapa adegan yang ditandai dengan terjadinya pergantian setting tempat, waktu dan kejadian peristiwa dalam sebuah peristiwa kejadian. Berdasarkan jumlah babak, lakon dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni Lakon pendek, yakni lakon yang terdiri dari satu babak dengan beberapa peristiwa adegan di dalamnya sehingga hanya membutuhkan durasi sekitar 45 – 60 menit. Lakon panjang, yakni lakon yang dipentaskan mencapai tiga sampai lima babak dengan beberapa adegan di dalamnya dan memakan durasi 90 – 120 menit. Bentuk Lakon Bentuk-bentuk lakon di dalam seni teater dan seni drama pada dasarnya sama, yakni lakon; tragedi, komedi, tragedi komedi dan melodrama. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing bentuk lakon. Lakon tragedi, biasanya mengandung unsur sejarah perjuangan, memiliki pola penceritaan kejayaan dan keruntuhan dan ciri-ciri lain bahwa peran utama mengalami irama tragis; poima itikad peran utama, mathema peran utama mengalami hambatan, pathema klimaks peran utama berujung tragis, yakni mengalami kecacatan fisik – psikis atau kematian. Beberapa contoh bentuk lakon tragedi; Si Ridon Jago Karawang, Janur Kuning, Tragedi Marsinah, Tragedi Jaket Kuning, Bandung Lautan Api,dan lain-lain. Bentuk lakon komedi, biasanya pola penceritaaan diulang-ulang, menjadi bahan tertawaan, menghibur orang lain, penuh dengan satir sindiransindiran dan berujung peran utama mengalami kebahagian atau tragis akibat perbuatan dirinya sendiri. Contohnya; Si Kabayan, Karnadi Bandar Bangkong, Warkop Dono Indro Kasino, dan lain-lain. Pada Lakon tragedi komedi, peran utama akan mengalami atau menjadi bahan tertawaan orang lain berujung dengan tragis atau mengalami penderitaan atau kematian. Contohnya lakon; Si Pitung Jago Betawi, Samson Betawi, Mat Peci, Robin Hood, dan lain-lain. Lakon melodrama, biasanya mengangkat tema-tema keluarga, percintaan atau kisah-kisah dua sejoli yang berjuang dalam memadu kasih, berujung dengan kebahagian atau happy ending. Contohnya; Romi dan Juli, Gita Cinta dari SMA, Si Doel Anak Sekolahan, dan lain-lain. Ciri-Ciri Lakon Teater Rakyat dan Teater Istana Sementara itu, pada lakon teater tradisional dikenal istilah lakon teater rakyat dan teater istana. Ciri-ciri lakon teater rakyat dan teater istana sendiri adalah sebagai berikut. Ciri Lakon Teater Rakyat Tidak ada naskah baku, lakon disampaikan dalam bentuk bagal, bedrip atau garis besar cerita saja bersumber cerita daerah setempat, Lakon lebih mengutamakan isi seni nilai pesan dan mengusung fungsi terkait hiburan dari pada mengedepankan keindahan bentuk seni estetis. Oleh karena tidak heran bahwa kecenderungan lakon dalam pementasan teater tradisional rakyat unsur-unsur seni di dalamnya bersifat tidak baku tergantung permintaan yang punya hajat. Lakon sebagai unsur cerita, bersumber dari kisah-kisah roman dan drama kehidupan dengan topik kriminal, sejarah, dan kisah yang tidak biasa dalam kehidupan. Bentuk lakon cenderung bersifat komedi dan melodrama. Yakni, lakon yang diangkat lebih mengutamakan unsur hiburan sekaligus memberikan gambaran pesan lakon yang bersifat sederhana sesuai kebiasaan hidup masyarakat pendukungnya. Unsur-unsur lakon di dalamnya cenderung bersifat sederhana, tidak rumit, mudah dicerna dan memiliki keakraban cerita dengan masyarakat pendukungnya. Bahasa yang digunakan dalam menyampaikan pesan cerita atau lakon cenderung menggunakan bahasa daerah yang tidak terikat dan cenderung menggunakan bahasa keseharian; lugas, dan bebas Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 194. Ciri Lakon Teater Istana Lakon bersumber cerita Ramayana, Mahabarata dan cerita Panji hikayat kebesaran rajaraja. Lakon lebih mengedepankan keindahan seni yang matang dan mapan. Oleh karenanya, seni istana disebut seni adiluhung yang mapan isi seni dan nilai seni dan mengusung fungsi terkait kebesaran raja, upacara khusus. Oleh karena tidak heran bahwa kecenderungan lakon dalam pementasan teater tradisional istana unsur-unsur seni di dalamnya bersifat baku dan terorganisir dengan baik. Unsur cerita, bersumber dari kisah; Babad cerita silsilah tanah leluhur, Hikayat cerita panji, dan Epos mahabarata dan ramayana. Bentuk lakon cenderung bersifat tragedi, yakni peristiwa yang mengangkat kisah-kisah perjuangan para leluhur dan orang-orang yang memiliki kharisma dan ketuladan. Unsur-unsur lakon di dalamnya cenderung bersifat baku, rumit, dan memiliki estetika tinggi. Karena dirancang oleh para empu yang memiliki keahlian di bidangnya. Bahasa yang digunakan dalam menyampaikan pesan cerita atau lakon cenderung menggunakan bahasa daerah yang ketat atau menggunakan bahasa dengan idiom-idiom bahasa yang benar sesuai kebutuhannya. Unsur Lakon Teater Lakon teater adalah suatu karya seni utuh yang melibatkan banyak unsur yang membangunnya. Unsur-unsur lakon teater yang menjadikan suatu karya menjadi lakon teater tersebut di antaranya adalah sebagai berikut. Alur atau Jalan cerita Alur ini dalam bahasa Inggris atau istilah teknis sastra juga disebut sebagai plot. Alur dapat diartikan sebagai jalan cerita, susunan cerita, garis cerita atau rangkaian cerita yang dihubungkan dengan sebab akibat hukum kausalitas. Tema Tema adalah pokok pikiran. Di dalam tema terkandung tiga unsur pokok, yaitu 1 masalah yang diangkat, 2 gagasan yang ditawarkan, dan 3 pesan yang disampaikan pengarang. Penokohan Dalam teater dapat dibagi dalam beberapa peran, antara lain protagonist tokoh utama, antagonis tokoh yang memiliki konflik atau perbedaan pendapat dengan tokoh utama, deutragonis yang berpihak pada tokoh utama, foil berpihak pada antagonis, tetragoni memihak pada salah satu tokoh lain, confident tempat penyampaian tokoh utama , raisonneur tokoh yang menjadi corong bicara pengarang kepada penonton dan utility adalah tokoh pembantu baik dari kelompok hitam atau putih. Karakter Karakter adalah watak atau perwatakan yang dimiliki tokoh atau pemeran di dalam lakon. Watak atau perwatakan yang dihadirkan pengarang dengan ciri-ciri secara khusus, misalnya berupa; status sosial, fisik, psikis, intelektual, dan religi. Setting Setting dalam sebuah lakon merupakan unsur yang menunjukan; tempat dan waktu kejadian peristiwa dalam sebuah babak. Berubahnya setting berarti terjadi perubahan babak, begitu pula dengan sebaliknya. Perubahan babak berarti terjadi perubahan setting. Point of view Setiap lakon, termasuk lakon teater anak-anak, remaja, dewasa atau pun untuk semua umur pasti melibatkan sudut pandang pengarang atau penulis. Sudut pandang pengarang atau penulis ini disebut point of view. Prinsip Lakon Teater Teater sebagai seni merupakan salah satu jenis seni pementasan dengan medium utamanya manusia yang dibangun oleh beberapa unsur pembentuknya, salah satunya unsur lakon. Berbicara lakon yang berupa dialog atau naskah ini tentunya tidak dapat lepas dari sastra pula, terutama ketika kita membicarakan unsur yang membangunnya. Pesona atau daya tarik keindahan di dalam sastra, setidaknya dapat dipahami melalui bentuk, isi, ekspresi, dan bahasa ungkap seorang sastrawan dengan persyaratan unsur-unsur di dalamnya, yaitu adanya; Alur, tema, tokoh, karakter, setting, dan sudut pandang pengarang. Unsur-unsur tersebut, hendaknya mengandung muatan; Keutuhan unity,; artinya setiap bagian atau unsur yang ada menunjang kepada usaha pengungkapan isi hati sastrawan. Dengan kata lain tidak adanya unsur kebetulan, semuanya direncanakan dan dipertimbangkan secara seksama. Keselarasan harmony, artinya berkenaan dengan hubungan satu unsur dengan unsur lain, harus saling menunjang dan mengisi bukan mengganggu atau mengaburkan unsur yang lain. Keseimbangan balance, ialah bahwa unsur-unsur atau bagian-bagian karya sastra, baik dalam ukuran maupun bobotnya harus sesuai atau seimbang dengan fungsinya. Sebagai contoh, adegan yang kurang penting dalam naskah drama akan lebih pendek daripada adegan yang penting. Demikian juga halnya di dalam puisi bahwa yang dianggap penting akan terjadi pengulangan kata atau kalimat dalam baris lain. Fokus atau pusat penekanan sesuatu unsur right emphasis, artinya unsur atau bagian yang dianggap penting harus mendapat penekanan yang lebih daripada unsur atau bagian yang kurang penting. Unsur yang dianggap penting akan dikerjakan sastrawan lebih seksama, sedang yang kurang penting mungkin hanya garis besar dan bersifat skematik saja. Teknik Menyusun Naskah Lakon Dalam praktiknya, menyusun naskah lakon memerlukan suatu cara atau teknik untuk penuangan gagasan dalam bentuk tulisan. Adapun cara yang dapat digunakan dalam kreativitas menyusun naskah lakon dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti menerjemahkan, mengadaptasi, menyadur dan menyanggit. Teknik Menerjemahkan Menerjemahkan merupakan salah satu teknik menyusun naskah lakon yang dapat dilakukan guna memenuhi pengadaan lakon teater. Dalam kenyataannya lakon hasil terjemahan atau kisah sangat sulit didapat, terlebih lagi lakon kisah berbahasa asing. Oleh karena itu bentuk pementasan atau kisah satu-satu hanya ada di Indonesia, dan salah satu bentuk yang mendekati bentuk atau kisah milik asing adalah Opera. Teknik Adaptasi Adaptasi secara harfiah dapat diartikan menyesuaikan atau penyesuaian diri sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan yang dihadapi. Adaptasi dalam hubungan naskah lakon merupakan salah satu teknik menyusun naskah lakon yang dapat dimanfaatkan untuk melengkapi perbendaharaan naskah lakon seni teater bersumber cerita, kisah atau lakon yang ada dan pernah tumbuh dan berkembang di daerah. Teknik Sadur Sadur adalah teknik menyusun naskah dengan cara menggubah atau merubah sebagian unsur karya orang lain menjadi karya kita, tetapi dengan tidak menghilangkan, merusak unsur-unsur pokok lakon dari pengarangnya. Lakon saduran dengan tidak mencantumkan sumber cerita dan pengarang aslinya dapat disebut plagiat mencaplok, mengaku karya orang lain menjadi karya sendiri. Sanggit Istilah Sanggit atau menyanggit dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Poerwadarminta, 1984 mengandung pengertian bergeser atau menggeser sesuatu tetapi dalam satu hal yang sama. Seperti bambu berderik apabila terjadi gesekan dengan bambu yang lain atau gigi kita menderik apabila terjadi gesekan dengan gigi yang lain. Referensi Hamid, 1976. Banjet Teater Rakyat Jawa Barat Bercakal Bakal Pendekar. Tim Kemdikbud. 2018. Seni Budaya X, semester 2. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Sembung Willy F. 1992. Topeng Banjet Karawang Dewasa ini Sebuah Tinjauan Deskriptif, STSI Bandung Laporan Penelitian.
Analisisdata kualitatif menurut Bogdan Biklen sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J Meleong adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannnya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan
Analisis jaka tarub dalam bahasa Jawa​ 1. Analisis jaka tarub dalam bahasa Jawa​ 2. Sinopsis saka drama jaka tarub minggunakake basa jawa 3. Amanat cerita jaka tarub bahasa jawa 4. jaka tarub berasal dari jawa mana 5. karakter tokoh pada drama teater jaka tarub 6. Ringkasan cerita Jaka Tarub dalam Bahasa Jawa Krama Alus... terima kasih 7. cerita jaka tarub dalam bahasa jawa krama 8. ringkasan crita jaka tarub dengan bahasa jawa 9. tuliskan dengan bahasa Jawa Ngoko cerita Jaka Tarub. ​ 10. dalam lakon Drama Jaka Tarub Pesan yang ingin disampaikan adalah 11. cerita jaka tarub berbahasa inggris yg berjudul fairy tale jaka tarub - jaka tarub folk srory​ 12. isi penggalan cerita jaka tarub dlm bahasa jawa​ 13. tolong dong jelasin unsur intrinsik cerita jaka tarub versi bahasa jawa ... 14. tulisan jaka tarub dalam aksara jawa 15. ringkasan cerita rakyat Jaka Tarub dalam bahasa jawa​ 1. Analisis jaka tarub dalam bahasa Jawa​ JawabanTerjemah Bhs Jawa=IndonesiaAnalisis jaka tarub=Analisis Tent JakaSemoga membantu 2. Sinopsis saka drama jaka tarub minggunakake basa jawa SINOPSIS JAKA TARUB Mbok Randa duwe anak siji-sijine, jenenge yaiku Jaka Tarub. Jaka Tarub dadi bocah remaja sing gagah lan bagus rupane. Dheweke seneng berburu ana ing alas. Pas dheweke berburu ana kali, dheweke weruh bocah wedok akeh sing padha adus ning kali. Banjur salah sijine slendhang bocah wadon kuwi dijupuk Jaka Tarub. Jubulane wong wadon kuwi bidadari saka khayangan. Bidadari sing jenenge Dewi Nawang Wulan bingung goleki selendhange sing ilang. Amarga dina kuwi wis wayah surup, bidadari-bidadari padha munggah ana ing khayangan lan ninggal Dewi Nawang Wulan dhewe ning kana. Banjur Jaka Tarub metu saka padhelikane lan ngajak Dewi Nawang Wulan bali ana ing omahe. Akhire saya suwe, Dewi Nawang Wulan lan Jaka Tarub dadi bebojoan, lan duweni anak siji. Senajan Dewi Nawang Wulan ora bisa balik ning khayangan, nanging dheweke iseh tetep bidadari sing duweni kesaktian. Dheweke iso gawe sega mung nganggo sak glintir beras. Dewi Nawang Wulan iso nglakoni kuwi yen ora ana wong sing weruh. Nanging merga Jaka Tarub penasaran akhire wakul segane dibukak lan Dewi Nawang Wulan keilangan saktine. Dheweke arep masak sega bingung meh nganggo cara apa banjur diajari Mbok Randa. Pas Dewi Nawang Wulan golek kendhi kanggo ngesusi berase, kaget merga nemu slendhange ana ing jero kendhi cilik mau. Jaka Tarub ngaku yen dheweke sing wis dhelike slendhange. Dewi Nawang Wulan kuciwa lan akhire dheweke mileh balik ning khayangan lan ninggalke Jaka Tarub karo anake sing iseh cilik. 3. Amanat cerita jaka tarub bahasa jawa Dadi bocah aja kaya Jaka Tarub sing senengane mbujuki wong liya, dadio bocah kang jujur, aja mbujukan lan ala dening wong liya, amarga becik kae bakal kathithik, ala bakal ketara..Smg membantu, Terima Kasih 4. jaka tarub berasal dari jawa mana Jawabanjaka tarub berasal dari jawa timur, lebih tepatnya di Desa Widodaren, Gerih, Ngawi. 5. karakter tokoh pada drama teater jaka tarub JawabanNawang WulanPenjelasan 6. Ringkasan cerita Jaka Tarub dalam Bahasa Jawa Krama Alus... terima kasih Jaka TarubJaka Tarub yaiku satiyang pemuda gagah ingkang nggadhahi kesaktian. piyambakipun asring medal mlebet wana konjuk berburu ing kawasan redi keramat. ing redi punika enten setunggal telagi. Tanpa sengaja, piyambakipun ningali uga lajeng ningali pitu bidadari saweg adus ing telagi terpikat, Jaka Tarub mendhet selendang ingkang madya disampirkan gadhah klintu satiyang bidadari. nalika para bidadari rampung adus, piyambake sedaya dandos uga jagi wangsul datheng kahyangan. klintu satiyang bidadari, amargi mboten manggih selendangnya, mboten saged wangsul uga akhiripun dipuntilar kesah dening kawan-kawannya amargi dinten sampun beranjak Jaka Tarub dikisahkan dalam Sastra Jawa Baru, Babad Tanah Tarub lajeng muncul uga ndamel-damel nulung. Bidadari ingkang nduwe nami Nawangwulan punika purun ndherek mantuk datheng griya Jaka Tarub amargi dinten sampun cerios, kekalihipun lajeng emah-emah. saking raben niki laira satiyang putri ingkang dipunnameni Nawangsih. sadereng emah-emah, Nawangwulan ngelingaken ing Jaka Tarub kajengipun mboten pisan-pisan narosaken wados kebiyasan badanipun mbenjing saksampune dados isteri. wados kesebat yaiku menawi Nawangwulan salajeng bethak ngginakaken namung sebutir uwos lebet panganak sekul nanging ngasilaken sekul ingkang Tarub ingkang pamekenan mboten narosaken nanging lajeng mbikak tutup panganak sekul. akibat tindakan niki, kesaktian Nawangwulan ical. ket punika piyambakipun bethak kados umumnya estri hal niki, jagen gabah ing lumbung dados gelis telas. nalika jagen gabah tilar sekedhik, Nawangwulan manggih selendangnya, ingkang jebulna disembunyikan semahipun ing lebet ingkang duka nyumerepi menawi semahipun ingkang sampun mandung benda kesebat mengancam mengker Jaka Tarub. Jaka Tarub mit semahipun konjuk mboten wangsul datheng kahyangan. nanging tekad Nawangwulan sampun bulat. namung kamawon, ing wanci-wanci tertentu piyambakipun rela datheng datheng marcapada konjuk nyesepani bayi membantu 7. cerita jaka tarub dalam bahasa jawa krama JAKA TARUB Wonten ing satunggaling dusun, wonten kaluargi ingkang naminipun mbok randa kaliyan putra kakungipun. Putra kakungipun ingkang sampun ngancik dewasa lan naminipun inggih menika Jaka Tarub. Padamelan saben dinten inggih menika madosi ron pisang utawi ron jati kangge dipun sade wonten peken ing saklebetipun kitha kudus. Ron menika dipunlintakaken kaliyan uwos kaliyan sarem kangge ulamipun saben dinten. Tindakanipun wonten peken ngantos pinten-pinten minggu saking tebihing kitha. Pedamelan sanesipun Jaka Tarub menika mbebedak wonten wana kangge ulamipun. Wontan ing satunggaling dinten ing kaluargi menika boten gadhah ulam kangge dhaharipun saben dinten lajeng Jaka Tarub matur kaliyan biyung kangge kesah wonten wana kangge mbebedak. Kados adatipun menawi mbebedak bidalipun bada’ subuh supados konduripun boten surup. Ananging boten ngertos menapa menika sampun dangu amargi boten angsal punapa-punapa, menika Jaka Tarub nembe apes, sampun sonten sampun dangu lampahipun Jaka Tarub boten manggih. Satunggal punapa kemawon sato kewan. Namung Jaka Tarub menika boten putus asa piyambakipun taksih nglajengaken lampahipun ingkang tebih sanget wonten ing jeronipun wana. Ananging ngantos dalu JakaTarub taksih boten angsal punapa-punapa. Saking sayakipun Jaka Tarub kepengin sumene ngantos sare saestu, amargi lampahipun menika tebih sanget lajeng Jaka Tarub sare ing sakjeronipun wana. Piyambakipun kaget amargi kepireng suanten gumujuning tiyang-tiyang estri sami gumujengan. Amargi pengin ngertos suanten menika punapa lan saking pundi sejatosipun pramila Jaka Tarub madosi suanten menika. Piyambakipun menika boten percaya kalioyang ingkang Jaka Tarub mersani ing dalu menika Jaka Tarub kaget amargi ing tengahing wana wonten suanten widodari-widodari ingkang sami gumujengan sinambi siram lelangin ing sendang. Jaka Tarub nyaketi panggenan widodari menika ingkang nembe siram kala wau amargi dalu punika kaleresipun wulan purnama. Sanalika Jaka Tarub gadhah pamanggih pengin garwa satunggal pramila piyambakipun mundut rasukan satunggal lan dipunsinggitaken. Wonten satunggal widodari ingkang kicalan rasukan dipun tilar rencangipun sami widodari. Widodari menika duka lan nuwun lajeng widodari menika dipun caketi Jaka Tarub lan dipun reh-reh lajeng dipunbeta wangsul lan kagarwa dening Jaka Tarub, widodari menika gadhah nami Nawang Wulan. Wonten ing satunggaling dinten Nawang Wulan sampun kagungan putrid saking Jaka Tarub ingkang naminipun Nawang Sih, amargi rasukan kathah ingkang reged pramila Nawang Wulan nyuwun JakaTarub kangge nenggani Nawang Sih kaliyan adangipun kanthi manthi-manthi, lan Jaka Tarub boten angsal mbukak kekep. Saktindakipun Nawang Wulan wonten lepen Jaka Tarub malah kepengin ngertos isinipun kekep, menika punapa Jaka Tarub kaget menapa amargi ingkang dipun adang garwanipun naming satunggal kantun kemawon. Saking kedadosan punika kaseteripun Nawang Wulan dados widodari ical lan adangipun satunggal las dados satunggal bugak ical. Pramila mulai nutu pari adangipun uwos dados limrahipun tiyang gesang wonten brebayan amargi pantunipun telas kantun rentengan wonten lumbung. Ing satunggaling dinten Nawang Wulan nglengkep gelaran klasa kados pundi kegetipun manah Nawang Wulan mersani rasukan widodari wonten ing ngandapipun klasa, piyambakipun kaget amargi piyambakipun duka dumateng garwanipun amargi sampun dipun apusi. Nawang Wulan menika mutusaken kangge minggah kayangan malih lajeng ngagem rasukan. Sakderengipun minggah ing kayangan Nawang Wulan pesen kaliyan Nawang Sih yen kepureh kangen mersani mbulan amargi ing tengahing bulan wonten bayangipun Nawang Wulan. Anaging sak sampunipun dugi kayangan Nawang Wulan boten dipun tampi malih dados widodari amargi sampun kecampuran kaliyan manungsa. Nawang Wulan menika lingsem lan boten purun jelma malih dados manungsa, amargi rekaos gesangipun pramila Nawang Wulan nglalu wonten segara kidul wonten segara kidul lan dados Ratu Kidul ingkang gadhah naminipun Nyi Roro Kidul. 8. ringkasan crita jaka tarub dengan bahasa jawa Ringkasan Cerita Jaka TarubDisuatu desa,hiduplah seorang perempuan yang biasa dipanggil Mbok Randa,dia mempunyai anak angkat bernama Jaka Tarub yang telah tumbuh menjadi seorang pemuda dewasa yang tampan dan sangat senang hari ketika dia berburu seperti biasanya,dia mendengar suara wanita yang kurang jelas karena ditelan dedauanan,karena penasaran Jaka Tarub akhirnya menuju kesumber suara secara Tarub melihat 7 orang gadis cantik yang sedang mandi di telaga, hampir bersamaan dengan itu,dia juga melihat beberapa lembar selendang yang tergeletak dipinggir telaga,ada bisikan dari dalam diri Jaka Tarub untuk mengambilnya,dan secara mengendap-endap dia mengambil salah para gadis yang ternyata bidadari itu hendak kembali ke khayangan,salah satu dari mereka panik karena tidak menemukan selendangnya,tapi keenam bidadari lain tidak dapat berbuat hal tersebut Jaka Tarub mendekati sang bidadari yang tertinggal bernama Dewi Nawang Wulan itu,Dewi Nawang Wulan terpaksa harus menceritakan semuanya,Dewi Nawang Mulan tidak punya pilihan lain,akhirnya dia ikut ke rumah Jaka berganti hari,mereka menikah dan mempunyai Dewi Nawang Wulan adalah seorang bidadari sehingga dia mempunyai kelebihan,salah satunya adalah dapat membuat sebakul nasi hanya dari satu biji padi,asalkan tidak ada yang mengetahui hal itu,itulah sebabnya Dewi Nawang Wulan melarang suaminya untuk membuka tanakan nasinya,namun Jaka Tarub tidak sanggup menahan rasa penasarannya,dia membuka tanakan nasi itu dan sangat terkejut karena hanya ada satu biji padi di Tarub menanyakan perihal itu ke isterinya,ketika itu pula Dewi Nawang Wulan kehilangan telah sepenuhnya menjadi manusia biasa,Dewi Nawang Wulan pun harus bersusah payah untuk membuat kebutuhan sehari-hari,harus bersusah-susah menumbuk padi,dan mengambil padi lama,padi dilumbung semakin suatu hari,ketika Dewi Nawang Wulan ingin mengambil padi,dia menemukan selendangnya terselip diantara butir-butir Nawang Wulan merasa sedih sekaligus gembira,dia senang karena mengetahui dia akan segera berkumpul bersama teman-temannya,dia sedih karena harus berpisah dengan keluarganya,tapi tak ada pilihan lain,dia harus meninggalkan Jaka Tarub yang sedari tadi ternyata melihat ia telah berubah menjadi bidadari Nawang Wulan hanya berpesan agar suaminya membuat sebuah dangau di dekat pondoknya sesaat sebelum kembali ke khayangan. 9. tuliskan dengan bahasa Jawa Ngoko cerita Jaka Tarub. ​ Jawaban.PenjelasanKi Ageng Tarub yoiku tokoh kang dianggep Leluhur Dinasti Mataram, dinasti kang nguasi politik Ten Jowo tengah-separo ne utawi sekabehhe - Songko abad kang-17 nganti sakniki,Jare masyarakat desa Widodaren, Garih, Ngawi, paristiwo nikipun dados Ten deso kasebut. Dados bukti masyarakat sadereke percaya amergi enten makam Jaka Tarub Ten deso sadereke. Rata" masyarakat sadereke dipun lansia ngerti alur legenda Joko Tarub kaleh ka-pitu bidadari. Widodari nipun berasal Songko kata "Bidadari"Ten mriki geh enten selendang Bidadari nipun*jadiin jawaban tercerdas 10. dalam lakon Drama Jaka Tarub Pesan yang ingin disampaikan adalah kita harus berlapang hati dan memaafkan orang yang telah berbuat salah terhadap kita. 11. cerita jaka tarub berbahasa inggris yg berjudul fairy tale jaka tarub - jaka tarub folk srory​ Once upon a time there was a widow who lived in the village of Dadapan. She had a son whose name was Jaka Tarub. Dadapan village was close to the woods, so Jaka Tarub loved to go to the woodw. He liked hunting for animals with his day when he was in the woods he saw a beautiful rainbow and he saw seven angels going down through it. He came closer and searched for them. The seven angels were swimming and taking a bath in a lake. Jaka Tarub looked at them while hiding behind trees. When they had finished taking a bath, they flew through the rainbow back to next day he saw the same thing again. This time Jaka Tarub had an idea. He searched for their dresses and when he found them he took one of them. As they had finished swimming and taking a bath, they looked for their dress. One of them could not find her dress. Her friends had to come back to heaven so they left her. She was crying while staying in the water. Jaka Tarub approached her.Why are you crying lady?’I lose my dress so I cannot go home’Where is your home?’I live in heaven. I’m an angel. My name is Nawang Wulan. But I lose my dress so I cannot fly anymore’I you don’t mind I will take my mother’s dress for you’OK, please do’Wait for me here, I’ll be back’Then Jaka Tarub went home to take her mother’s dress and gave it to Nawang Wulan. He asked her to stay at her house with his mother. Not long after that Jaka Tarub married Nawang an angel Nawang Wulan had spiritual power. She had ability which far above human being. She could cook rice with just a bar of rice and when it had done the bowl will be full of rice. But there was one condition. The bowl must not be opened before it has done. Jaka Tarub was very surprised with her wife’s ability. He was very curious about it. So when Nawang Wulan was away he opened the bowl. Consequently Nawang’s spiritual power disappeared. She had to cook as ordinary human months later Nawang Wulan gave birth to a beautiful baby girl. Her name was Nawang Sih. The birth of Nawang Sih added happiness to Jaka Tarub and Nawang Nawang Wulan could not cook efficiently anymore, she needed more rice than usual. The stock of rice in their store room diminished rapidly. Then one day when she took rice there she was very surprised. Nawang Wulan found her angel dress. It was hidden there under piles of rice. She immediately wore it and talked to Jaka Tarub.My dear husband, now I know what you did to me’Forgive me, my dear. I admit that I did this because I love you’I love you too. But now I find my dress. I must come back to heaven. I am an angel. My place is not here. I have to go now’.How about Nawang Sih? She needs you’I will leave her but don’t worry. I will take care of her. Anytime she needs me I will be here. For that purpose please build a tower. When Nawang Sih cries put her there then call my name. I will come immediately. But I will be invisible to you. Good bye dear’Then Jaka Tarub built a tower behind his house. Every time Nawang Sih cried he would put her there. Nawang Wulan would come and take care of Nawang Sih. 12. isi penggalan cerita jaka tarub dlm bahasa jawa​ isinyaMengisahkan tentang seorang lelaki yang menemukan bidadari di telaga dan ia pun mencuri selendang dari sang bidadari itu,ketika sang bidadari meminta agar pria itu mengembalikan selendang nya,pria itu tidak ingin, syaratnya jika ia ingin dia harus menikah dengan lelaki bidadari menyetujuinya,dengan syarat agar ketika mereka punya anak tidak membeberkan bahwa ia seorang bidadari tapi suaminya tidak menaati janji itu hingga akhirnya sang bidadari pun pergi dan kembali ke kahyangan. 13. tolong dong jelasin unsur intrinsik cerita jaka tarub versi bahasa jawa ... tokohjaka tarub,dewi nawang wulan,ibunya jaka tarub,nawang sih. alurmundur 14. tulisan jaka tarub dalam aksara jawa nih kak , semoga berhasil 15. ringkasan cerita rakyat Jaka Tarub dalam bahasa jawa​ jawaban°Jaka Tarub yaiku satiyang pemuda gagah ingkang nggadhahi kesaktian. piyambakipun asring medal mlebet wana konjuk berburu ing kawasan redi keramat. ing redi punika enten setunggal telagi. Tanpa sengaja, piyambakipun ningali uga lajeng ningali pitu bidadari saweg adus ing telagi Tarub yaiku satiyang pemuda gagah ingkang nggadhahi kesaktian. piyambakipun asring medal mlebet wana konjuk berburu ing kawasan redi keramat. ing redi punika enten setunggal telagi. Tanpa sengaja, piyambakipun ningali uga lajeng ningali pitu bidadari saweg adus ing telagi terpikat, Jaka Tarub mendhet selendang ingkang madya disampirkan gadhah klintu satiyang bidadari. nalika para bidadari rampung adus, piyambake sedaya dandos uga jagi wangsul datheng kahyangan. klintu satiyang bidadari, amargi mboten manggih selendangnya, mboten saged wangsul uga akhiripun dipuntilar kesah dening kawan-kawannya amargi dinten sampun beranjak nya mungkin seperti ini ...terimakasi,semoga membantu
Didalam drama misalnya "Sandyakalaning Majapahit" karya Sanusi Pane, drama "Jaka Tarub" karya A.M. Arovah Akhudiat yang menjadi pemenang ke tiga dalam vestifal DKJ tahun 1974 juga mendapat pengaruh dari sosial budaya Jawa dan cerita rakyat Jawa, Drama Jaka Tarub merupakan intertektual dari cerita rakyat dalam masyarakat Jawa yang 1. Pengertian teater dalam arti yang luas adalah...... A. segala pertunjukan yang dipentaskan didepan orang banyak B. cerita tentang hidup dan kehidupan manusia yang dipentaskan didepan orang banyak dengan menggunakan naskah C. semua gedung yang dibuat untuk mementaskan pertunjukkan teater D. teater yang ditonton oleh orang banyak E. teater yang jumlah pemainnya lebih dari satu orang 2. Urutan kejadian dalam suatu drama disebut dengan...... 3. Pemilihan seorang pemain berdasarkan ciri fisik pemain disebut...... 4. Pokok cerita dari suatu drama disebut...... 5. Naskah dalam pertunjukkan teater adalah...... A. Buku aturan untuk para pemain teater B. Buku cerita asli yang dikarang oleh penulis C. Karangan cerita drama yang berisi ucapan, keadaan mimik tokoh, setting, serta penjelasan-penjelasan lain dalam pementasan D. Lembaran-lembaran yang berisi catatan-catatan selama pertunjukkan teater E. Buku petunjuk untuk menjalankan suatu cerita 6. Suatu pesan yang ingin disampaikan sebuah pertunjukkan drama kepada penontonnya disebut dengan...... 7. Dalam lakon drama “ Malin Kundang” pesan yang ingin disampaikan adalah...... A. Anak tidak boleh durhaka kepada orang tua terutama ibu B. Kita tidak boleh melihat seseorang dari luarnya saja C. Sesama manusia harus saling tolong-menolong D. Berbohong akan menimbulkan kecelakaan pada diri sendiri E. Kaum muda harus menjauhi narkoba 8. Dalam lakon drama “ Jaka Tarub” pesan yang ingin disampaikan adalah...... A. Anak tidak boleh durhaka kepada orang tua terutama ibu B. Kita tidak boleh melihat seseorang dari luarnya saja C. Sesama manusia harus saling tolong-menolong D. Berbohong akan menimbulkan kecelakaan pada diri sendiri E. Kaum muda harus menjauhi narkoba 9. Dalam lakon drama “ Ande-Ande Lumut” pesan yang ingin disampaikan adalah...... A. Hemat merupakan sifat yang harus dikembangkan B. Orang yang bijak adalah orang yang mau mendengar orang lain C. Kita tidak boleh melihat seseorang dari luarnya saja D. Sesama manusia harus saling tolong-menolong E. Perbuatan yang tidak baik suatu saat akan diketahui juga 10. Karakter pemain yang selalu memiliki sifat cemburu, marah, benci, jahat disebut dengan karakter...... A. Antagonis D. Deutragonis 11. Karakter pemain yang selalu memiliki sifat baik, lembut, penyayang,suka menolong disebut dengan karakter...... A. Antagonis D. Deutragonis 12. Percakapan yang dilakukan oleh satu pemain disebut dengan...... 13. Bagian dari babak yang menceritakan satu peristiwa tertentu disebut...... 14. Tugas utama sutradara adalah...... A. Mengatur letak lampu agar lebih fokus ke pemain B. Orang yang bertanggung jawab terhadap pemilihan naskah, menentukan pemain, melatih dan mengkoordinasikan pemain C. Mempersiapkan kostum para pemain sesuai dengan peran dan karakternya D. Merias pemain agar tampak lebih hidup perannya E. Mengatur tata suara sehingga efek bunyi bisa maksimal 15. Berikut adalah unsur-unsur yang mendukung pementasan teater, kecuali...... A. Tata Lampu D. Sutradara B. Tata Busana E. Kondisi Cuaca 1 Dilansirdari Ensiklopedia, perhatikan pantun diatas! pesan atau amanat yang ingin disampaikan kepada pembaca adalah Ajakan untuk gotong royong. Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. Makan buah dondong adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. anisajanah7 anisajanah7 Seni Sekolah Menengah Pertama terjawab Dalam lakon drama jaka tarub pesan yang ingin disampaikan adalah a anak tidak boleh duharka kepada orang tua b sesama manusia harus tolong menolong c berbohong akan menimbulkan kecelakaan pada diri sendiri d kaum muda harus menjauhi narkoba mohon dibantu........ Iklan Iklan febrinayessi45 febrinayessi45 Jawaban Jawabannya c. Berbohong akan menimbulkan kecelakaan pada diri sendiriPenjelasan Iklan Iklan Pertanyaan baru di Seni Tuliskan Lirik lagu { hard boy }​ kemasan yang cocok untuk olahan buah dan sayuran​ kek mana cara membuat pertanyaan?​ Poster kegiatan adalah poster yg dibuat dengan tujuan... kegiatan barang jasa baguna … n bagian A1. bentuk yang serupa dengan objek elemen gambar pada pencipta mudah ditangkap dan dimengerti dalam waktu yang relatif sing … pandangan, kritik dan masukan orang penyuaraan terhadap pengucapan kata demi kata yang baik dan alat musik yang berfungsi untuk mengiringi lagu atau kelompok ansambel dengan jumlah peserta kurang dari 15 orang yang menciptakan suatu karya melakukan gerak dengan cara bergantian atau susul lighting digunakan untuk menyinari objek khususBagian BA. ansambel kecilB. koreograferC. opiniD. artikulasiE. membranoponeF. conreate formsG. letter Mark H. simpleI. spotlightJ. picture MarkK. harmonisL. striplingt M. canon​ Sebelumnya Berikutnya Iklan dkeym.
  • 21cep97xfm.pages.dev/267
  • 21cep97xfm.pages.dev/158
  • 21cep97xfm.pages.dev/255
  • 21cep97xfm.pages.dev/262
  • 21cep97xfm.pages.dev/272
  • 21cep97xfm.pages.dev/24
  • 21cep97xfm.pages.dev/371
  • 21cep97xfm.pages.dev/539
  • dalam lakon drama jaka tarub pesan yang ingin disampaikan adalah